SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA
Keluarga Berencana adalah salah satu
program yang digalakkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia. Program-program Keluarga Berencana yang sangat baik di masa lalu, di
masa kini kurang gencar disosialisasikan secara signifikan kepada masyarakat,
terutama kepada generasi muda.
Sehingga sebagian masyarakat masih belum memahami tujuan program pembangunan
manusia Indonesia yang maju dan mandiri sebagai bagian dari pembangunan
kesejahteraan rakyat.
Sampai saat ini
masih terdapat kalangan tertentu yang masih mengartikan bahwa program KB adalah
kegiatan untuk membatasi kelahiran, akibatnya masyarakat kurang paham tentang tujuan
Keluarga Berencana.
Pada akhirnyapun menyebabkan beberapa permasalahan seperti kepadatan penduduk,
pengangguran, banyak anak putus sekolah karena faktor ekonomi, terjadinya
pernikahan usia dini, tingkat kematian Ibu melahirkan tinggi,
Dengan
terus meningkatnya jumlah penduduk, Negara Indonesiapun belum mampu mensejahterakan
penduduknya. Dampak atas banyaknya jumlah penduduk mengakibatkan banyak sekali
persoalan. Duniapun akan khawatir dengan adanya pertumbuhan penduduk yang tidak
dapat diimbangi oleh pertumbuhan bahan-bahan kebutuhan hidup. Masalah tersebut
akan mengakibatkan masalah sosial seperti kriminalitas yang tinggi. Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada
tahun 2010 berjumlah 3.088.618 jiwa (Data BPS hasil sensus 2010). Jumlah
penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2006 berjumlah 2.683.289 jiwa (Data SUPAS
Proyeksi dari BPS Provinsi Jambi. Jumlah Penduduk Provinsi Jambi pada tahun
2005 sebesar 2.657.536 (data SUSENAS) atau dengan tingkat kepadatan 50,22
jiwa/km2. Ini berarti tingkat pertumbuhan penduduk mencapai 0,96%. Berdasarkan
hasil SDKI tahun 2007 tercatat bahwa angka ibu melahirkan sebesar 228 per 100
ribu kelahiran. Kasus ini terjadi akibat pendarahan dan ibu yang menikah dan
melahirkan dalam usia terlalu muda, terlalu rapat dan terlalu banyak
melahirkan. Pemicu tingginya angka kematian ibu melahirkan juga akibat usia ibu
terlalu tua, dan kondisi ini justru memicu banyak ibu-ibu melahirkan anak
cacat.
Sementara itu tingkat pengagguranpun begitu tinggi akibat ketidakseimbangan
antara sumber daya manusia dan pekerjaan yang tersedia. Padahal betapa
banyaknya lapangan kerja namun masih juga belum mampu menampung penduduk yang
jumlahnya sangat banyak. Akhirnya pengangguranpun merajalela, dan mengakibatkan
kesejahteraan penduduk menurun. Seharusnya kemiskinan dapat diatasi namun
sebaliknya, banyak
sekali anak kelaparan, dan terpaksa menjadi gelandangan.
Masalah yang sering
terjadi yaitu pengangguran. Seperti yang kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di
Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada dimana lapangan
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian
banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan
kemiskinan di Indonesia.
Banyak perusahaan-perusahaan asing yang berdiri
disini namun mereka membutuhkan karyawan yang kompeten dan mampu mengoperasikan
berbagai alat-alat modern serta mampu berbahasa Inggris atau asing,
namun nyatanya pendidikan di Indonesia kurang memadai, banyak pelajar bahkan tidak
menyukai pelajaran bahasa Inggris atau asing, dan
masyarakat yang kurang menguasai teknologi yang sering di
sebut oleh anak muda sekarang ini gagap
teknologi. Oleh karena itu, banyak tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia
karena melihat adanya kesempatan dan menyingkirkan tenaga kerja dari Indonesia.
Berdasar
data terakhir dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat angka pengangguran di
Provinsi Jambi masih cukup tinggi, yakni mencapai 83 ribu lebih hidup tanpa
pekerjaan. Sebuah angka fantastis yang memerlukan penanganan
dan pemberdayaan serius.
Tahun 2008 tercatat 66.371 penduduk Jambi menganggur. Sementara di tahun 2009,
angka pengangguran naik menjadi 73.904 orang. Sedangkan Desember 2010 angka
pengangguran mencapai 83.278 orang. Kenaikan angka pengangguran ini dipicu
banyaknya jumlah tenaga kerja yang dicetak sekolah menengah atas dan perguruan
tinggi. Namun sayang kebanyakan lulusan tersebut tidak memiliki kemampuan
pengalaman kerja. Padahal perusahaan-perusahaan membutuhkan orang yang siap
bekerja dan mempunyai pengalaman kerja. Saat ini, penyumbang tenaga kerja
terbesar ada pada tingkat lulusan setara SMA dan Perguruan Tinggi dan kedua
lembaga pendidikan tersebut yang menambah angka pengangguran. Selain itu, jika
dilihat dari data pencari kerja jumlahnya cukup banyak. Dari data BPS pada
tahun 2008 angka pencari kerja berjumlah 63.657 orang, tahun 2009 naik 75.244
orang dan pada tahun 2010 semakin meningkat sebanyak 80.168 orang. Keadaan ini
diperparah dengan kondisi ekonomi yang semakin sulit, balum lagi jumlah
mahasiswa yang diwisuda juga ikut bertambah. Disamping itu, banyaknya pencaker
juga tak lepas dari jumlah anak yang putus sekolah. Tercatat sebanyak 728 orang
yang mencari kerja dengan tingkat pendidikan rendah. Jumlah ini akan terus
meningkat dilihat dari keadaan ekonomi yang tak kungjung membaik.
Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial
lainnya. Banyak
masyarakat yang tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja. Dan pada umumya untuk memperoleh pendapatan yang
tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai
memiliki ketrampilan yang memadai sehingga dapat memperoleh pendapatan yang
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat
terlaksana dengan baik dan kemiskinan dapat di tanggulangi. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya pendapatan
suatu negara.
Peningkatan
kesadaran akan pendidikan kependudukan menjadi salah satu solusi untuk
mengurangi masalah kependudukan dan pengangguran. Dengan adanya kesadaran dan
pemahaman akan pentingnya pendidikan kependudukan, maka masyarakat menjadi
sadar, dan akan memperbaiki kehidupannya dimasa yang akan datang. Kependudukan
adalah program pendidikan yang secara khusus dirancang untuk menciptakan suatu
cara hidup pada masyarakat Indonesia tentang masalah-masalah kependudukan yang
bersangkut-paut dengan kesejahteraan hidup. Sebagai suatu proses pendidikan,
Pendidikan Kependudukan ditekankan pada informasi masalah kependudukan dengan
tujuan mengubah sikap mental masyarakat ke arah hal-hal yang positif dalam
menanggulangi masalah kependudukan.
Seperti yang kita ketahui, salah satu
institusi yang berwenang menangani masalah tersebut adalah BKKBN atau disebut
juga sebagai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. BKKBN berkewajiban melaksanakan
tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program Generasi Berencana (GENRE) yang telah digulirkan
BKKBN sangat bermanfaat bagi pembangunan kesejahteraan rakyat dan perlu
disosialisasikan secara terus menerus, utamanya kepada para generasi muda, agar
mereka dapat menyiapkan masa depan keluarganya dengan lebih baik.
Oleh karena itu jika generasi muda tidak dikenalkan dengan KB sejak dini
maka pengetahuan mengenai Keluarga
Berencana menjadi berkurang, akibatnya jumlah angka kelahiran akan meningkat
dan menyebabkan ledakan penduduk yang tidak terkontrol. Pada akhirnyapun akan
mempengaruhi jumlah siswa yang putus sekolah dan pengangguran yang disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan daya tampung sekolah, jumlah tenaga kerja dengan
lapangan kerja yang ada. Sementara
itu program KB akan memandang bahwa keluarga adalah sebagai wahana strategis
dalam pengembangan sumber daya manusia potensial yang akan melahirkan
manusia-manusia pembangunan yang handal di segala bidang.
0 komentar:
Posting Komentar