Sabtu, 15 Maret 2014

ESSAY


SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Keluarga Berencana adalah salah satu program yang digalakkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Program-program Keluarga Berencana yang sangat baik di masa lalu, di masa kini kurang gencar disosialisasikan secara signifikan kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda. Sehingga sebagian masyarakat masih belum memahami tujuan program pembangunan manusia Indonesia yang maju dan mandiri sebagai bagian dari pembangunan kesejahteraan rakyat. Sampai saat ini masih terdapat kalangan tertentu yang masih mengartikan bahwa program KB adalah kegiatan untuk membatasi kelahiran, akibatnya masyarakat kurang paham tentang tujuan Keluarga Berencana. Pada akhirnyapun menyebabkan beberapa permasalahan seperti kepadatan penduduk, pengangguran, banyak anak putus sekolah karena faktor ekonomi, terjadinya pernikahan usia dini, tingkat kematian Ibu melahirkan tinggi,
Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, Negara Indonesiapun belum mampu mensejahterakan penduduknya. Dampak atas banyaknya jumlah penduduk mengakibatkan banyak sekali persoalan. Duniapun akan khawatir dengan adanya pertumbuhan penduduk yang tidak dapat diimbangi oleh pertumbuhan bahan-bahan kebutuhan hidup. Masalah tersebut akan mengakibatkan masalah sosial seperti kriminalitas yang tinggi. Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2010 berjumlah 3.088.618 jiwa (Data BPS hasil sensus 2010). Jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2006 berjumlah 2.683.289 jiwa (Data SUPAS Proyeksi dari BPS Provinsi Jambi. Jumlah Penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2005 sebesar 2.657.536 (data SUSENAS) atau dengan tingkat kepadatan 50,22 jiwa/km2. Ini berarti tingkat pertumbuhan penduduk mencapai 0,96%. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2007 tercatat bahwa angka ibu melahirkan sebesar 228 per 100 ribu kelahiran. Kasus ini terjadi akibat pendarahan dan ibu yang menikah dan melahirkan dalam usia terlalu muda, terlalu rapat dan terlalu banyak melahirkan. Pemicu tingginya angka kematian ibu melahirkan juga akibat usia ibu terlalu tua, dan kondisi ini justru memicu banyak ibu-ibu melahirkan anak cacat. Sementara itu tingkat pengagguranpun begitu tinggi akibat ketidakseimbangan antara sumber daya manusia dan pekerjaan yang tersedia. Padahal betapa banyaknya lapangan kerja namun masih juga belum mampu menampung penduduk yang jumlahnya sangat banyak. Akhirnya pengangguranpun merajalela, dan mengakibatkan kesejahteraan penduduk menurun. Seharusnya kemiskinan dapat diatasi namun sebaliknya, banyak sekali anak kelaparan, dan terpaksa menjadi gelandangan.
Masalah yang sering terjadi yaitu pengangguran. Seperti yang kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia. Banyak perusahaan-perusahaan asing yang berdiri disini namun mereka membutuhkan karyawan yang kompeten dan mampu mengoperasikan berbagai alat-alat modern serta mampu berbahasa Inggris atau asing, namun nyatanya pendidikan di Indonesia kurang memadai, banyak pelajar bahkan tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris atau asing, dan masyarakat yang kurang menguasai teknologi yang sering di sebut oleh anak muda sekarang ini  gagap teknologi. Oleh karena itu, banyak tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia karena melihat adanya kesempatan dan menyingkirkan tenaga kerja dari Indonesia. Berdasar data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat angka pengangguran di Provinsi Jambi masih cukup tinggi, yakni mencapai 83 ribu lebih hidup tanpa pekerjaan. Sebuah angka fantastis yang memerlukan penanganan dan pemberdayaan serius. Tahun 2008 tercatat 66.371 penduduk Jambi menganggur. Sementara di tahun 2009, angka pengangguran naik menjadi 73.904 orang. Sedangkan Desember 2010 angka pengangguran mencapai 83.278 orang. Kenaikan angka pengangguran ini dipicu banyaknya jumlah tenaga kerja yang dicetak sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Namun sayang kebanyakan lulusan tersebut tidak memiliki kemampuan pengalaman kerja. Padahal perusahaan-perusahaan membu­tuhkan orang yang siap bekerja dan mem­punyai pengalaman kerja. Saat ini, penyumbang tenaga kerja terbesar ada pada tingkat lulusan setara SMA dan Perguruan Tinggi dan kedua lembaga pendidikan tersebut yang menambah angka pengangguran. Selain itu, jika dilihat dari data pencari kerja jumlahnya cukup banyak. Dari data BPS pada tahun 2008 angka pencari kerja berjumlah 63.657 orang, tahun 2009 naik 75.244 orang dan pada tahun 2010 semakin meningkat sebanyak 80.168 orang. Keadaan ini diperparah dengan kondisi ekonomi yang semakin sulit, balum lagi jumlah mahasiswa yang diwisuda juga ikut bertambah. Disamping itu, banyaknya pencaker juga tak lepas dari jumlah anak yang putus sekolah. Tercatat sebanyak 728 orang yang mencari kerja dengan tingkat pendidikan rendah. Jumlah ini akan terus meningkat dilihat dari keadaan ekonomi yang tak kungjung membaik.
 Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Banyak masyarakat yang tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja. Dan pada umumya untuk memperoleh pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai memiliki ketrampilan yang memadai sehingga dapat memperoleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga kemakmuran penduduk dapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan dapat di tanggulangi. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya pendapatan suatu negara.
Peningkatan kesadaran akan pendidikan kependudukan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi masalah kependudukan dan pengangguran. Dengan adanya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya pendidikan kependudukan, maka masyarakat menjadi sadar, dan akan memperbaiki kehidupannya dimasa yang akan datang. Kependudukan adalah program pendidikan yang secara khusus dirancang untuk menciptakan suatu cara hidup pada masyarakat Indonesia tentang masalah-masalah kependudukan yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan hidup. Sebagai suatu proses pendidikan, Pendidikan Kependudukan ditekankan pada informasi masalah kependudukan dengan tujuan mengubah sikap mental masyarakat ke arah hal-hal yang positif dalam menanggulangi masalah kependudukan.
Seperti yang kita ketahui, salah satu institusi yang berwenang menangani masalah tersebut adalah BKKBN atau disebut juga sebagai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. BKKBN berkewajiban melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program Generasi Berencana (GENRE) yang telah digulirkan BKKBN sangat bermanfaat bagi pembangunan kesejahteraan rakyat dan perlu disosialisasikan secara terus menerus, utamanya kepada para generasi muda, agar mereka dapat menyiapkan masa depan keluarganya dengan lebih baik.
Oleh karena itu jika generasi muda tidak dikenalkan dengan KB sejak dini maka pengetahuan mengenai Keluarga Berencana menjadi berkurang, akibatnya jumlah angka kelahiran akan meningkat dan menyebabkan ledakan penduduk yang tidak terkontrol. Pada akhirnyapun akan mempengaruhi jumlah siswa yang putus sekolah dan pengangguran yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan daya tampung sekolah, jumlah tenaga kerja dengan lapangan kerja yang ada. Sementara itu program KB akan memandang bahwa keluarga adalah sebagai wahana strategis dalam pengembangan sumber daya manusia potensial yang akan melahirkan manusia-manusia pembangunan yang handal di segala bidang.

0 komentar:

Posting Komentar