Sabtu, 15 Maret 2014

CERPEN



SALAH PAHAM
Karya: Puspa Armandita
SMA Negeri 11 Kota Jambi
XII IPA 3

Pada suatu hari, saat itu ketika hendak upacara, terlihat seorang anak tiba-tiba menangis. Ternyata dia adalah Dahlia. Setiap orang yang berada didekatnya selalu bertanya-tanya mengapa dan kenapa dia menangis, tetapi dia tetap  saja tidak mau menjawab. Beberapa hari kemudian, tidak tahu kenapa tiba-tiba dia memanggil seorang temannya bernama Putri, Putripun langsung menghampirinya.
“Put, aku mau cerita nih” kata Dahlia sedih.
“Cerita,  emang ada apa??” tanya Putri.
“Aku ngerasa dijauhi sama Debora, karena belakangan hari ini dia selalu cuek sama aku” kata Dahlia. “Kok bisa ngambil kesimpulan seperti itu, coba aja tanya sama dia” jawab putri sambil menggaruk-garuk kepala karena kebingungan mencari penanya yang entah hilang kemana.
“Sudah put, aku juga sudah pernah sms dia, “Debora marah dengan aku?” balesannya “idak”, tapi kalo memang idak kok dia malah ngejauhin aku” sahut Dahlia lagi. Dengan spontan putri menjawab “Mungkin dianya lagi ada masalah”.
“Tapi kalau ada masalah biasanya dia gak gitu”, jawab Dahlia murung. “Sudahlah, palingan cuma sebentar tuh ngejauhi kamu, biarin aja,”kata Putri. Putripun kasihan melihat Dahlia terus terusan murung seperti itu.

Keesokan harinya saat pulang sekolah, Dahlia merasa kalau Debora saat ini memang benar-benar menjauhinya, terlihat waktu ada tulisan di papan tulis “Jangan sok asyik” itulah yang membuatnya jadi sedih, karena dia tidak bisa menahan air matanya yang terlalu berlebihan, akhirnya dia menangis. Putri, Tari, Faria terkejut mendengar tangisannya.
“Loh kenapa kok malah nangis??,” tanya Putri. Tetapi  dahlia tidak mau menjawab dia terus saja menangis.
“Kenapa Ya, ada masalah??,” tanya Faria. “oh, aku tahu apa masalahnya, pasti tulisan didepan tuh kan, itukan yang nulis Debora” kata Putri sambil nunjuk papan tulis didepan.
Loh, emang kenapa??”, tanya Fahira lagi. “idak yuk, aku ngerasa dijauhi dengan kalian apalagi Debora,” Dahlia mulai mencoba menjawab meskipun dengan terendat-sendat karena dia masih terus menangis. “idak Ya, kami dak ngejahuimu kok, tapi kamu yang ngejauhi kami,” jawab Faira. 

Disamping mereka bercerita, terlihat ada canda tawa saat Putri sedang makan. Yudha menghitung berapa kali kunyahan saat Putri makan. Saat itupun bersamaan Yudha juga menghitung kunyahan Tari. Sebenarnya mereka bercanda tawa itu bukan karena senang atas kesedihan orang lain, melainkan ingin menghibur Dahlia, tetapi tetap saja tidak bisa. Dahlia tetap terus menangis sampai-sampai sakit sesak napasnya kambuh.
Hari-haripun terus berlalu tiba saatnya waktu ulang tahun Siti. Sepulang sekolah saat itu hari Jum’at Debora, Yana, Putri, Silvi, Ana, Ani, Waya, berdiskusi mengenai apa yang harus dilakukan untuk hari ulang tahun Siti. Tetapi disana tidak terlihat Dahlia ikut berdiskusi. Ketika hendak pulang, diam-diam Dahlia mengikuti Debora dan Ana dari belakang.
“Dahlia giimana, diajak gak?,” tanya Ana. “hm, gak taulah aku,” jawab Debora.
Dahlia sangat sedih mendengar itu.

            Semuanya terus terjadi setiap harinya. Saat di laboratorium ketika praktek biologi, Dahlia melewati Debora tiba-tiba “jangan sok asyik,” seru Debora. Dahliapun tersentak mendengar itu semua. Dia langsung murung dan kemudian menceritakan kepada Tari. “Tar, tadi waktu aku lewat didepan Debora, tiba-tiba dia bilang jangan sok asyik, meskipun saat itu dia mengatakannya pura-pura gak tahu kalau aku melewatinya,” tutur Dahlia. “udahlah, kayaknya memang sifat dia gitu, sabar be,” jawab Tari.

Ternyata bukan Dahlia saja yang merasa kalau Debora itu orangnya seperti itu, melainkan Lia juga merasakannya. Ketika mereka menjenguk Fanny, disana ternyata sudah ada Debora dan temannya yang lain. Lia pun saat itu datang berdua dengan Ria. “Li, lihat tuh gayanya sok banget, ngelihatin orang aja sinis,” tutur Ria. “ah, biaklah,” kata Lia.

Pagi itu hari udara sangat dingin karena habis diguyur hujan. Anak-anak mulai berpergian sekolah, meskipun masih hujan dan dengan basah kuyup merekapun tetap bersemangat untuk pergi kesekolah, meskipun hari itu ada juga yang libur.
Sesampainya disekolah, Putri berencana hendak mengambilakan buku novel punya Dahlia yang ia pinjam kemarin, tetapi saat dia ingin mengembalikannya, tiba-tiba Debora langsung merebut novel itu. “Bagus dak ceritanya?,” tanya Debora. “bagus kok, sad ending tuh,” jawab Putri.
Putripun merasa heran dengan kejadian itu semua. Langsung saja Putri menghampiri Dahlia. “Ya, novelnya sama Debora, sumpah deh ceritanya bagus banget, sad ending, tapi aku dak bisa nangis baca ceritanya,” kata Putri. “haha :d, iya sama, akupun juga gak nangis bacanya,” jawab Dahlia.

Sepertinya ketegangan antara Dahlia dan Debora sudah mulai mereda, dan saat itu pula akhirnya merekapun saling menegur satu sama lain yang membuat mereka akhirnya duduk satu meja lagi.



TAMAT



0 komentar:

Posting Komentar