SALAH PAHAM
Karya:
Puspa Armandita
SMA
Negeri 11 Kota Jambi
XII IPA 3
Pada suatu hari, saat itu ketika
hendak upacara, terlihat seorang anak tiba-tiba menangis. Ternyata dia adalah Dahlia.
Setiap orang yang berada didekatnya selalu bertanya-tanya mengapa dan kenapa
dia menangis, tetapi dia tetap saja
tidak mau menjawab. Beberapa hari kemudian, tidak tahu kenapa tiba-tiba dia
memanggil seorang temannya bernama Putri, Putripun langsung menghampirinya.
“Put, aku mau cerita nih” kata Dahlia
sedih.
“Cerita, emang ada apa??” tanya Putri.
“Aku ngerasa dijauhi sama Debora,
karena belakangan hari ini dia selalu cuek sama aku” kata Dahlia. “Kok bisa
ngambil kesimpulan seperti itu, coba aja tanya sama dia” jawab putri sambil
menggaruk-garuk kepala karena kebingungan mencari penanya yang entah hilang
kemana.
“Sudah put, aku juga sudah pernah sms
dia, “Debora marah dengan aku?” balesannya “idak”, tapi kalo memang idak kok
dia malah ngejauhin aku” sahut Dahlia lagi. Dengan spontan putri menjawab “Mungkin
dianya lagi ada masalah”.
“Tapi kalau ada masalah biasanya dia
gak gitu”, jawab Dahlia murung. “Sudahlah, palingan cuma sebentar tuh ngejauhi
kamu, biarin aja,”kata Putri. Putripun kasihan melihat Dahlia terus terusan
murung seperti itu.
Keesokan harinya saat pulang sekolah,
Dahlia merasa kalau Debora saat ini memang benar-benar menjauhinya, terlihat
waktu ada tulisan di papan tulis “Jangan sok asyik” itulah yang membuatnya jadi
sedih, karena dia tidak bisa menahan air matanya yang terlalu berlebihan,
akhirnya dia menangis. Putri, Tari, Faria terkejut mendengar tangisannya.
“Loh kenapa kok malah nangis??,” tanya
Putri. Tetapi dahlia tidak mau menjawab
dia terus saja menangis.
“Kenapa Ya, ada masalah??,” tanya
Faria. “oh, aku tahu apa masalahnya, pasti tulisan didepan tuh kan, itukan yang
nulis Debora” kata Putri sambil nunjuk papan tulis didepan.
Loh, emang kenapa??”, tanya Fahira
lagi. “idak yuk, aku ngerasa dijauhi dengan kalian apalagi Debora,” Dahlia
mulai mencoba menjawab meskipun dengan terendat-sendat karena dia masih terus
menangis. “idak Ya, kami dak ngejahuimu kok, tapi kamu yang ngejauhi kami,”
jawab Faira.
Disamping mereka bercerita, terlihat
ada canda tawa saat Putri sedang makan. Yudha menghitung berapa kali kunyahan
saat Putri makan. Saat itupun bersamaan Yudha juga menghitung kunyahan Tari.
Sebenarnya mereka bercanda tawa itu bukan karena senang atas kesedihan orang
lain, melainkan ingin menghibur Dahlia, tetapi tetap saja tidak bisa. Dahlia
tetap terus menangis sampai-sampai sakit sesak napasnya kambuh.
Hari-haripun terus berlalu tiba
saatnya waktu ulang tahun Siti. Sepulang sekolah saat itu hari Jum’at Debora,
Yana, Putri, Silvi, Ana, Ani, Waya, berdiskusi mengenai apa yang harus
dilakukan untuk hari ulang tahun Siti. Tetapi disana tidak terlihat Dahlia ikut
berdiskusi. Ketika hendak pulang, diam-diam Dahlia mengikuti Debora dan Ana
dari belakang.
“Dahlia giimana, diajak gak?,” tanya
Ana. “hm, gak taulah aku,” jawab Debora.
Dahlia sangat sedih mendengar itu.
Semuanya
terus terjadi setiap harinya. Saat di laboratorium ketika praktek biologi,
Dahlia melewati Debora tiba-tiba “jangan sok asyik,” seru Debora. Dahliapun
tersentak mendengar itu semua. Dia langsung murung dan kemudian menceritakan
kepada Tari. “Tar, tadi waktu aku lewat didepan Debora, tiba-tiba dia bilang
jangan sok asyik, meskipun saat itu dia mengatakannya pura-pura gak tahu kalau
aku melewatinya,” tutur Dahlia. “udahlah, kayaknya memang sifat dia gitu, sabar
be,” jawab Tari.
Ternyata bukan Dahlia saja yang merasa
kalau Debora itu orangnya seperti itu, melainkan Lia juga merasakannya. Ketika
mereka menjenguk Fanny, disana ternyata sudah ada Debora dan temannya yang
lain. Lia pun saat itu datang berdua dengan Ria. “Li, lihat tuh gayanya sok
banget, ngelihatin orang aja sinis,” tutur Ria. “ah, biaklah,” kata Lia.
Pagi itu hari udara sangat dingin
karena habis diguyur hujan. Anak-anak mulai berpergian sekolah, meskipun masih
hujan dan dengan basah kuyup merekapun tetap bersemangat untuk pergi kesekolah,
meskipun hari itu ada juga yang libur.
Sesampainya disekolah, Putri berencana
hendak mengambilakan buku novel punya Dahlia yang ia pinjam kemarin, tetapi
saat dia ingin mengembalikannya, tiba-tiba Debora langsung merebut novel itu.
“Bagus dak ceritanya?,” tanya Debora. “bagus kok, sad ending tuh,” jawab Putri.
Putripun merasa heran dengan kejadian
itu semua. Langsung saja Putri menghampiri Dahlia. “Ya, novelnya sama Debora,
sumpah deh ceritanya bagus banget, sad ending, tapi aku dak bisa nangis baca
ceritanya,” kata Putri. “haha :d, iya sama, akupun juga gak nangis bacanya,”
jawab Dahlia.
Sepertinya
ketegangan antara Dahlia dan Debora sudah mulai mereda, dan saat itu pula
akhirnya merekapun saling menegur satu sama lain yang membuat mereka akhirnya
duduk satu meja lagi.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar