MAKALAH






Makalah Kelompok V:
HAKIKAT MIPA

Dosen Pengampu:
Dra. Jufrida, M.Si.
NIP. 19660809 199303 2 002





Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Dasar-Dasar MIPA

Disusun Oleh:

·         Annisa Dini Pratiwi A1C314001
·         Laura Aliyah Agnezi A1C314007
·         Muchtar Haryanto P. A1C314029
·         Nurul Eka Pratiwi A1C314035
·         Puspa Armandita A1C314026
·         Rita Setya Murni A1C314027

Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2014





KATA PENGANTAR
            Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hakikat MIPAdengan baik dan lancar.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini diharapkan pembaca memahami apa hakikat MIPA yang meliputi hakikat Biologi, hakekat Fisika, hakikat Kimia, dan hakikat Matematika.
Terwujudnya makalah ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis berterimakasih kepada Ibu Dra. Jufrida, M.Si sebagai dosen pengampu dan rekan-rekan yang telah membantu. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membacanya.
                                                                                                            Jambi, 17 September 2014

                                                                                                                       
                                                                                                                        Penulis




DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2       Permasalahan........................................................................................................... 1
1.3       Tujuan...................................................................................................................... 1
1.4       Manfaat.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1       Pendidikan MIPA.................................................................................................... 3
2.2       Hakikat MIPA......................................................................................................... 3
A.  Pengertian Matematika............................................................................................ 3
B.  Definisi Matematika Menurut Para Ahli.................................................................. 4
C.  Matematika adalah Ilmu tentang Struktur............................................................... 5
D.  Matematika adalah ilmu Deduktif........................................................................... 6
2.3       Hakikat IPA............................................................................................................. 6
A.  Aspek-Aspek IPA.................................................................................................... 7
B.  Nilai-Nilai IPA......................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1       Kesimpulan.............................................................................................................. 12
3.2       Saran........................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka................................................................................................................... 13






BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Matematika dan IPA merupakan ilmu dasar yang mempunyai saling keterkaitan yang sangat erat. IPA tidak mungkin dapat dikembangkan tanpa bantuan matematika, sehingga mendorong matematika untuk lebih berkembang. Matematika dan IPA juga bersama-sama mengembangkan kemajuan teknologi. Karenanya karakteristik dari matematika perlu diketahui oleh guru IPA dan sebaliknya karakteristik IPA perlu diketahui oleh guru matematika.
Namun, pada saat ini spertinya sulit sekali untuk membuat minat pelajar ataupun mahasiswa agar mau mempelajari MIPA. Banyak yang beranggapan bahwa pelajaran MIPA itu sangat sulit dipahami atu dicerna. Misalkan saja seperti matematika, kimia dan fisika inilah pelajaran yang membuat mereka merasa berat karena terlalu banyak angka dan banyak mengingat rumus. Apalagi biologi yang banyak menggunakan kata ilmiah dan banyak pelajar ataupun mahasiswa yang tidak menyukai hal itu.
Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk mengkaji menjadi sebuah makalah dengan mengangkat judul “Hakikat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1.2              Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut dalam makalah ini dapat difokuskan dalam beberapa permasalahan pokok sebagai berikut:
1.      Bagaimana hakikat matematika?
2.      Bagaimana hakikat ilmu pengetahuan alam?
3.      Bagaimana nilai-nilai ilmu pengetahuan alam?

1.3              Tujuan
Mendeskripsikan hakikat Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

1.4              Manfaat
Untuk memahami hakikat matematika dan ilmu pengetahuan alam beserta nilai-nilai IPA.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai:
1)      Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang
2)      Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh.

2.2        Hakikat Matematika
A.          Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti "belajar atau hal yang dipelajari" (things that are learned). Dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia. Proses pembentukan dan pengembangan ilmu matematika tersebut sejak jaman purba hingga sekarang tidak pernah berhenti. Sepanjang sejarah matematika dengan segala perkembangan dan pengalaman langsung berinteraksi dengan matematika membuat pengertian orang tentang matematika terus berkembang.
Matematika adalah bahasa, sebab matematika merupakan bahasa simbol yang berlaku secara universal (internasional) dan sangat padat makna dan pengertiannya. Matematika adalah seni, sebab dalam matematika terlihat adanya unsure keteraturan, keterurutan dan ketepatan (konsisten), sehingga matematika indah dipandang dan diresapi seperti seni. Matematika disebut ratunya ilmu, karena matematika adalah bahasa, ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan dengan baik dan merupakan alat serta pelayan ilmu lainnya.
Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, sebab berkembang dari unsur yang tidak didefinisikan, ke postulat/aksioma, dan ke dalil/teori. Komponen-komponen matematika ini membentuk suatu sistem yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik. Matematika adalah ilmu tentang pola dan hubungan sebab dalam matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model tertentu yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya utuk membuktikannya secara deduktif.
                                               
B.     Definisi Matematika Menurut Para Ahli
·         James dan James (1976)
Dalam kamus matematikanya mengatakan itu adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas ialah aritmetika, aljabar, geometrid an analisis. Di dalam aritmetika tercakup antara lain teori bilangan dan statistika. Namun ada pula kelompok matematikawan yang berpendapat bahwa statistika bukan bagian dari metematika melainkan ilmu komputer. Menurut pendapatnya, matematika itu adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat, dan semacamnya.
Matematika tidak dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan kuantitas, karena dalam geometri kuantitas kurang mendapat penekanan dibandingkan dengan kedudukan. Walaupun matematika itu menjadi sukar, abstrak dan terasa kurang kaitannya dengan kehidupan, tetapi pada akhirnya ilmu-ilmu lain menggunakan konsep-konsep matematika tersebut. Matematika telah banyak memberikan sumbangannya dalam mengembangkan IPA dan teknologi. Hal ini membuktikan, bahwa matematika memang berkaitan erat dengan kehidupan.
·         Kline (1973)
Mengatakan bahwa matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.
·         Johnson dan Rising (1972)
Menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik; matematika itu adalah bahasa bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi; metematika dalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan, sifat-sifat atu teori-teori dianut secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak, aksioma-aksioma, sifat-sifat atau teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya; matematika adalah ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide; dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya tedapat pada keterurutan dan keharomnisannya. Jadi jelas, bahwa ilmu matematika itu adalah ilmu deduktif.
·         Reys – dkk (1984)
Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

C.    Matematika adalah Ilmu tentang Struktur
Suatu kebenaran dalam matematika dikembangkan berdasarkan alas an logis. Namun cara kerja metematika terdiri dari observasi, menebak dan merasa, menguji hipotesa, mencari analogi dan sebagainya. Matematika dimulai dari unsure-unsur yang tidak didefinisikan berkembang ke unsur-unsur pendidikan terus ke aksioma atau postulat samapi ke dalil-dalil.
Unsur-unsur yang tidak didefinisikan mrupakan unsur dasar dalam komunikasi matematika, misalnya titik, bidang, himpunan, elemen, bilangan, dan sebagainya. Unsur-unsur yang tidak didefinisikan ini eksistensinya diakui ada, tetapi susah untuk dapat dinyatakan dengan suatu kalimat yang tepat, karena unsure yang tidak dapat didefinisikan ini kadang-kadang disebut unsur primitif (undefined).  Tanpa adanya pemikiran semacam ini metematika tidak akan terwujud.
Unsur-unsur yang tidak didefinisikan dapat dikembangkan menjadi unsure-unsur lainnya yang dapat didefinisikan, misalnya segitiga, sudut, gabungan, irisan, matriks, vector, grup, ring, dan sebagainya. Jelas bahwa unsur-unsur yang didefinisikan ini adanya karena adanya unsur-unsur yang tidak adapat didefinisikan sebagai pembentuknya.
Selanjutnya dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ditambah dengan unsur-unsur yang didefinisikan dibuatlah aksioma. Aksioma atau postulat merupakan asumsi-asumsi dasar tertentu dan dipilih sebagai kesepakatan yang biasanya nampak sesuai dengan pengalaman-pengalaman kita. Misalnya, dua titik meneentukan sebuah garis, semua sudut siku-siku satu sama lainnya sama besar, pengertian komutatif, asosiatif, dan sebagainya. Sehingga jelaslah bahwa matematika itu adalah ilmu pengetahuan mengenai struktur yang terorganisasikan dengan baik.

D.    Matematika adalah ilmu Deduktif
Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah metode deduktif, sedangkan oleh ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif atau eksperimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara deduktif. Dalam fisika generalisasi yang dibuat secara induktif itu dibenarkan. Sebagai contoh, percobaannya seseorang telah berhasil menunjukkan kepada kita bahwa ketika ia mengambil sebatang logam kemudian dipanaskan dan memuai, kemudian sebatang logam lainnya dipanaskan ternyata memuai lagi, begitu seterusnya. Namun, contoh tersebut dalam matematika belum dapat dianggap sebagai generalisasi, sebelum contoh tersebut dibuktikan secara deduktif.
Matematika disebut ilmu deduktif, sebab dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada observasi, eksperiman, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuan umumnya. Kebenaran generalisasi dalam matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif.
2.3  Hakikat IPA
Adapun definisi  IPA menurut beberapa ahli :
·         James B. Conant
Mendeskripsikan IPA sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual yang saling berkaitan yang dihasilkan dari ekperimen dan observasi. Hasil-hasil eksperimen dan observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus berkembang.
·         Carin & Sound (1989)
Mengatakan bahwa definisi IPA adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.


·         Abruscato (1996)
Dalam bukunya yang berjudul “teaching children science” mendefinisikan tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta
·         The harper encyclopedia of science
Mendefinisikan IPA sebagai suatu pengetahuan dan pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematik oleh bukti-bukti yang dapat diamati .

A.    Aspek-aspek IPA
1)      IPA sebagai suatu institusi, artinya adalah suatu kelembagaan imaginer, kelembagaan dari bidang profesi tertentu sperti halnya bidang profesi hukum/kehakiman, bidang kedokteran, bidang pendidikan dan sebagainya.
2)      IPA sebagai suatu metode. Menurut Bernal, adalah suatu kebalikan dengan IPA sebagai institusi yang merupakan hal nyata dan dapat dilihat hubungannya dengan masyarakat, maka IPA sebagai suatu metode adalah suatu hal yang abstrak, merupakan suatu konsepsi.
3)      IPA sebagai kumpulan pengetahuan. Menurut Bernal, Sains atau IPA itu dapatdipandang sebagai suatu body of knowlodge yang terus tumbuh, tidak statis. Ia menyatakan bahwa kumpulan pengetahuan dari sains itu tidak sama seperti pengetahuan agama ataupun kesenian. “Religion is concerned with the preservation of ‘eternal’ truth, while art it is individual performance rather than the school that matters.” Artinya agama itu berkenaan dengan pelestarian suatu kebenaran yang mutlak sedangkan ksenian bersifat individual. Jadi perbedaannya dengan sains adalah bahwa sains itu kebenarannya tidak mutlak dan jumlahnya selalu berkurang.
4)      Sains sebagai suatu alat untuk mnguasai dan memelihara alam serta mengembangkan produksi guna kesejahteraan manusia.
5)      Sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan, pola berpikir dan sikap manusia terhadap alam semesta.

B.     Nilai-Nilai IPA
a.      Nilai-Nilai Sosial dari IPA
1)      Nilai etik dan estetika dari IPA.
Ilmu pengetahuan alam mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem yang menetapkan “kebenaran yang objektif” pada tempat yang paling utama. Adapun proses IPA  itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan dan menghayati nilai-nilai luhur.
2)      Nilai moral humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau humaniora dari IPA nampaknya mepunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang menuju cita-cita kemanusiaan yang luhur sedangkan muka lain menuju kepada tindakan immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur namun dapat melenyapkan eksitensi manusia itu sendiri.
3)      Nilai Ekonomi dari IPA
Seorang dari IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanla ia menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yg bermamfaat bagi masyarakat. Lain dari pada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakan terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi nilai tambah bagi dirinya.
b.      Nilai-nilai psikologis atau paedagosis IPA
1)      Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuaian pikiran dan kekayaan. Oleh karena itu mereka yang selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
2)      Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja megadakan dugaan yang masuk akal (hipotetis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai dengan kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.

3)      Sadar bahwa ilmu yang diciptakan manusiaitu tidak pernah mutlak
4)      Yakin adanya tatanan alami yang teratur dalam semesta ini
5)      Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
6)      Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA, mereka menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan bahagia bila mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam hidupnya. Pleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.
7)      Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuan IPA memiliki sifat teliti dalam menemukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan ataupun dalam mengeluarkan pendapatnya.
8)      Sikap “corious” atau “ingin tahu”
9)      Sikap optimis
Ilmuan IPA selalu optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil, semuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang. Oleh karena itu ilmuan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin bila dikerjakan.

c.       Nilai-nilai Guna
1.       Nilai praktis
Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat dimamfaatkan oleh masyarakat. Sebaliknya teknologi telah membantu mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu, IPA telah membuka jalan ke arah penemuan-penemuan yang secara langsung dan tidak langsung dapat bermanfaat. Dengan demikian IPA mempunyai nilai praktis yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
Penemuan listrik oleh faraday telah diterapkan dalam teknologi hingga melahirkan berbagai alat listrik yang bermamfaat bagi kehidupan masyarakat sehari-hari.
2.       Nilai intelektual
Metode ilmiah yag digunakan dalam IPA banyak dimamfaatkan manusia untuk memecahkan masalah. Tidak saja masalah-masalah ilmiah tetapi juga masalah-masalah sosial, ekonomi dan lain-lain. Metode ilmiah ini telah melatih keterampilan dan ketekunan, serta melatih pengambilan keputusan-keputusan dengan pertimbangan yang rasionl bagi penggunaannya. Kecuali itu agar pemecahan masalah berhasil dengan baik, maka metodeilmiah menuntut sifat ilmiah bagi penggunanya. Keberhasilan memecahkan masalah-masalah ini akan memberikan kepuasan intelektual. Dengan demikian yang dimaksud dengan nilai intelektual adalah sesuatu yang memberikan kepuasan seseorang karena telah mampu menyelesaikan atau memecahkan masalah.
3.      Nilai-nilai sosial, ekonomi, politik
IPA mempunyai nilai-nilai sosial, ekonomi, politik berarti kemajuan IPA dan teknologi suatu negara, menyebabkan negara tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam percatura sosial, ekonomi, politik internasional.
Prestasi-prestasi tinggi yang dapat dicapai oleh suatu negara dalam bidang IPA dan teknologi memberikan rasa bangga akan bangsanya, rasa bangga akan kemampuan atau potensi nasional dan rasa bangga terhadap bangsanya adalah nilai-nilai sosial, ekonomi, politik.
Contoh:
Negara-negara yang telah maju, misalnya amerika,mereka sadar dan bangga terhadap kemampuan atau potensi bangsanya dalam bidang politik. Politik IPA dan teknologi dapat membuka jalan ke arah industrialisasi dan mekanisasi pertanian yang dapat meningkatkan ekonomi dan neraca perdagangan suatu negara. Sekalipun memiliki kemampuan IPA dan teknologi tinggi, tidak dapat mengggali sumber daya alam negaranya kepada bangsa lain yang hanya memikirkan keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa memperhatikan alamnya. Dalam hal ini maka IPA dan teknologi memiliki nilai sosial ekonomi
4.       Nilai keagamaan dari IPA
Banyak orang berprasangka, dengan mempelajari IPA dan teknologi secara mendalam akan mengurangi kepercayaan manusia kepada tuhan. Prasangka tersebut didasarkan pada alasan bahwa IPA hanya mempelajari benda gejala-gejala kebendaan. Prasangka ini tidak benar makin mendalam akan orang mempelajari IPA, makin sadarla orang ituakan adanya kebenaran-kebenaran hukum alam, sadar akan adanya suatu ketertiban didalam alam raya ini dengan maha pengaturnya. Walau bagai manaapun manusia telah berusaha untuk membaca mempelajari dan menterjemahkan alam, manusia makin sadar akan keterbatasan ilmunya. Karena dengan keterbatasan ilmunya manusia belum dan tidak pernah mengetahui asal mula dan akhir dari alam raya dengan pasti.
Contoh:
Dengan menggunakan mikroskop, manusia mampu mempelajari kehidupan mikroorganisme, keindahan dengan protoplasma, serta kerumitan teteraturan reaksi-reaksi di dalamnya, semua pengamat ini akan mempertebal kesadaran kita tentang kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

d.      Keterbatasan IPA
1)      IPA tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya kebenaran Tuhan.
2)      IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya.
3)      IPA tidak mmenjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk.





BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dalam bab sebelumnya, dapatlah penulis rumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Matematika adalah bahasa, sebab matematika merupakan bahasa simbol yang berlaku secara universal (internasional) dan sangat padat makna dan pengertiannya.
2.      Matematika adalah seni, sebab dalam matematika terlihat adanya unsure keteraturan, keterurutan dan ketepatan (konsisten), sehingga matematika indah dipandang dan diresapi seperti seni.
3.      Matematika disebut ratunya ilmu, karena matematika adalah bahasa, ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan dengan baik dan merupakan alat serta pelayan ilmu lainnya.
4.      Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, sebab berkembang dari unsur yang tidak didefinisikan, ke postulat/aksioma, dan ke dalil/teori.
5.      IPA sebagai suatu institusi, artinya adalah suatu kelembagaan imaginer, kelembagaan dari bidang profesi tertentu sperti halnya bidang profesi hukum/kehakiman, bidang kedokteran, bidang pendidikan dan sebagainya.
6.      IPA sebagai suatu metode dan kumpulan pengetahuan.
7.      Sains sebagai suatu alat untuk mnguasai dan memelihara alam serta mengembangkan produksi guna kesejahteraan manusia.
8.      Sains sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan, pola berpikir dan sikap manusia terhadap alam semesta.

3.2              Saran
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebenarnya bukan merupakan pelajaran yang sangat sulit asalkan kita sendiri mau berusaha untuk belajar dan memahaminya. Pelajaran MIPA ini sangatlah berhubungan dengan kehidupan. Untuk itu diharapkan kepada para pelajar ataupun mahasiswa agar bias lebih senang dengan pelajaran ini.

DAFTAR PUSTAKA
Karso, Drs, dkk. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Universitas Terbuka. 1993
Http://risetmatematikaipa.blogspot.com/2009/10/. Hakekat Pendidikan dan Pendidikan MIPA. Diakses 16 September 2014.
Http://fisregmaria.blogspot.com/2014/01/. Hakekat MIPA. Diakses 16 September 2014.
Http://www.slideshare.net/kimwatea/. Dasar-Dasar Kependidikan MIPA. Diakses 16 September 2014.
Http://igfandyjayanto.blogspot.com/2012/02/. Dasar-Dasar MIPA. Diakses 16 September 2014.








Kuliah Perdana, Tugas Perdana




Makalah Kelompok V:
Arti dan Tujuan Pendidikan Indonesia

Dosen Pengampu:
Dra. Jufrida, M.Si.
NIP. 19660809 199303 2 002





Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Dasar-Dasar MIPA

Disusun Oleh:

·         Annisa Dini Pratiwi A1C314001
·         Laura Aliyah Agnezi A1C314007
·         Muchtar Haryanto P. A1C314029
·         Nurul Eka Pratiwi A1C314035
·         Puspa Armandita A1C314026
·         Rita Setya Murni A1C314027

Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2014






KATA PENGANTAR
            Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Arti Pendidikan dan Tujuan Pendidikan di Indonesiadengan baik dan lancar.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini diharapkan pembaca memahami arti dan tujuan pendidikan yang sesungguhnya supaya pembaca lebih dapat mendalami pendidikan itu sendiri.
Terwujudnya makalah ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis berterimakasih kepada Ibu Dra. Jufrida, M.Si sebagai dosen pengampu dan rekan-rekan yang telah membantu. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membacanya.
                                                                                                            Jambi, 10 September 2014

                                                                                                                       
                                                                                                                        Penulis




DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2       Permasalahan........................................................................................................... 1
1.3       Tujuan...................................................................................................................... 1
1.4       Manfaat.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1       Arti Pendidikan....................................................................................................... 2
2.1.1    Dalam Arti Luas dan Arti Sempit............................................................................ 2
2.1.2    Menurut Istilah........................................................................................................ 6
2.1.3    Menurut Para Ahli................................................................................................... 6
2.2       Tujuan Pendidikan................................................................................................... 7
2.2.1    Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO................................................................... 8           
2.2.2    Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (Versi Amandemen)..................... 8
2.2.3    Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU No. 20 Tahun 2003.................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1       Kesimpulan.............................................................................................................. 9
3.2       Saran........................................................................................................................ 9
Daftar Pustaka................................................................................................................... 10






BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Pendidikan zaman sekarang ini sangatlah dibutuhkan untuk semua orang, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk mengkaji menjadi sebuah makalah dengan mengangkat judul Arti Pendidikan dan Tujuan Pendidikan di Indonesia”.

1.2              Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut dalam makalah ini dapat difokuskan dalam beberapa permasalahan pokok sebagai berikut:
1.      Apa arti pendidikan di Indonesia?
2.      Apa tujuan pendidikan di Indonesia?

1.3              Tujuan
Mendeskripsikan arti pendidikan di Indonesia dan tujuan pendidikan di Indonesia.
1.4              Manfaat
Untuk memahami arti dan tujuan pendidikan sebenarnya yang ada di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1        Arti Pendidikan
2.1.1    Dalam Arti Luas dan Arti Sempit
Dalam arti luas hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah hidup (life is education  and education is life). Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perrtumbuhan atau perkembangan individu. Dalam arti sempit, dalam prakteknya identik dengan persekolahan (schooling), yaitu pengajaran formal di bawah kondisi-kondisi yang terkontrol, hanyalah bagi yang menjadi peserta didik.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan definisi di atas, ditemukan 3 (tiga) pokok pikiran  utama yang terkandung di dalamnya, yaitu: (1) usaha sadar dan terencana; (2) mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Di bawah ini akan dipaparkan secara singkat ketiga pokok pikiran tersebut.
1.      Usaha sadar dan terencana.
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang (proses kerja intelektual).  Oleh karena itu, di setiap level manapun,  kegiatan pendidikan harus  disadari dan direncanakan, baik dalam tataran  nasional (makroskopik),  regional/provinsi dan kabupaten kota (messoskopik), institusional/sekolah (mikroskopik) maupun  operasional (proses pembelajaran  oleh guru).
Berkenaan dengan pembelajaran (pendidikan dalam arti terbatas),  pada dasarnya setiap kegiatan  pembelajaran pun harus direncanakan terlebih dahulu sebagaimana diisyaratkan dalam Permendiknas RI  No. 41 Tahun 2007.  Menurut Permediknas ini bahwa  perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
2.      Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya
Pada pokok pikiran yang kedua ini dapat dilihat adanya pengerucutan istilah pendidikan menjadi pembelajaran.  Jika dilihat secara sepintas mungkin seolah-olah pendidikan lebih dimaknai dalam setting pendidikan formal semata (persekolahan).  Terlepas dari benar-tidaknya pengerucutan makna ini, pada pokok pikiran kedua ini, terdapat pesan bahwa pendidikan yang dikehendaki adalah pendidikan yang bercorak pengembangan (developmental) dan humanis, yaitu berusaha mengembangkan segenap potensi didik, bukan bercorak pembentukan yang bergaya behavioristik.  Selain itu, saya juga  melihat  ada dua kegiatan (operasi) utama dalam pendidikan: (a) mewujudkan  suasana  belajar, dan (b) mewujudkan  proses pembelajaran.

a.      Mewujudkan  suasana  belajar
Berbicara tentang  mewujudkan suasana pembelajaran, tidak dapat dilepaskan dari upaya menciptakan lingkungan belajar,  diantaranya  mencakup: (a)  lingkungan fisik, seperti: bangunan sekolah, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, taman sekolah dan lingkungan fisik lainnya; dan (b) lingkungan sosio-psikologis (iklim dan budaya belajar/akademik), seperti: komitmen, kerja sama, ekspektasi prestasi, kreativitas, toleransi, kenyamanan, kebahagiaan dan aspek-aspek sosio–emosional lainnya, yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.
Baik lingkungan  fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, keduanya didesain agar peserta didik dapat secara aktif  mengembangkan segenap potensinya. Dalam konteks pembelajaran yang dilakukan guru, di sini tampak jelas bahwa keterampilan guru  dalam mengelola kelas (classroom management) menjadi amat penting. Dan di sini pula, tampak bahwa peran guru lebih diutamakan sebagai fasilitator  belajar siswa.
b.      Mewujudkan  proses pembelajaran
Upaya mewujudkan suasana pembelajaran lebih ditekankan untuk menciptakan kondisi dan  pra kondisi  agar siswa belajar, sedangkan proses pembelajaran lebih mengutamakan pada upaya bagaimana  mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa. Dalam konteks pembelajaran yang dilakukan guru, maka guru dituntut  untuk dapat mengelola pembelajaran (learning management), yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian  pembelajaran (lihat  Permendiknas RI  No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses). Di sini, guru lebih berperan sebagai agen pembelajaran (Lihat penjelasan PP 19 tahun 2005), tetapi dalam hal ini banyak yang lebih suka menggunakan istilah manajer pembelajaran, dimana guru bertindak  sebagai seorang planner, organizer dan evaluator pembelajaran.
Sama seperti dalam mewujudkan suasana pembelajaran,  proses pembelajaran pun sebaiknya  didesain agar peserta didik dapat secara aktif  mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, dengan mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dalam bingkai model dan strategi  pembelajaran aktif (active learning), ditopang oleh peran guru sebagai fasilitator  belajar.
3.      Memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pokok pikiran yang ketiga ini, selain merupakan bagian dari definisi pendidikan sekaligus  menggambarkan  pula  tujuan pendidikan nasional kita yang kini sudah  demikian lengkap. Di sana tertera tujuan yang berdimensi ke-Tuhan-an, pribadi, dan sosial. Artinya, pendidikan yang dikehendaki bukanlah pendidikan sekuler, bukan pendidikan individualistik, dan bukan pula pendidikan sosialistik, tetapi pendidikan yang mencari keseimbangan  diantara ketiga dimensi tersebut.
Jika belakangan ini gencar disosialisasikan pendidikan karakter, dengan melihat pokok pikiran yang ketiga  dari definisi pendidikan  ini  maka sesungguhnya pendidikan karakter sudah implisit dalam pendidikan, jadi bukanlah sesuatu yang baru.
Selanjutnya  tujuan-tujuan  tersebut dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan pendidikan  di bawahnya (tujuan level messo dan mikro) dan dioperasionalkan melalui tujuan  pembelajaran yang  dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ketercapaian tujuan-tujuan  pada tatanan operasional  memiliki arti yang strategis  bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan  uraian di atas,  kita melihat bahwa dalam definisi pendidikan yang  tertuang  dalam UU No. 20 Tahun 2003, tampaknya  tidak hanya sekedar menggambarkan apa pendidikan itu,  tetapi memiliki makna dan implikasi yang luas tentang  siapa sesunguhnya pendidik itu, siapa  peserta didik (siswa) itu, bagaimana seharusnya mendidik, dan apa yang ingin dicapai oleh pendidikan.
Dalam perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam,  bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks akademik merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan dapat semakin memperkaya khazanah berfikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan teori itu sendiri.
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penyiapan anak-anak untuk menghadapi kehidupannya di masa mendatang. Proses pendidikan sudah ada sejak manusia ada, meskipun proses pelaksanaanya masih sangat sederhana. Bertujuan untuk mendewasakan anak-anak.
2.1.2    Menurut Istilah
Adapun pengertian pendidikan ditinjau dari istilah :
  1. Bahasa Indonesia: WYS Purwodarminto (Kamus, 1979) mengartikan kata pendidikan sebagai perbuatan (hal, cara) mendidik.

  1. Bahasa Jawa: Panggulawentah berati mengolah, membina kejiwaan dengan mematangkan perasaan, kemauan dan watak sang anak.
  2. Bahasa Belanda: Istilah opevoending berarti tindakan untuk membesarkan anak dalam arti geestelyk (kebatinan, Jawa).
  3. Bahasa Romawi: Istilah educare yang berarti mengeluarkan dan menuntun.

2.1.3    Menurut Para Ahli
Devinisi pendidikan menurut Langeveld yaitu mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam artiberdiri sendiri dan bertanggung jawab sesuai atas segala tindakan-tindakannya menurut pilihannya sendiri”.
Tiga inti hakekat manusia menurut Langeveld :
1.      Manusia pada hakekatnya sebagai makhluk individual.
2.      Manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial.
3.      Manusia pada hakekatnya sebagai makhluk susila.
    Pendidikan menurut John Dewey : “Etymologically, the word education means just a process of leding or bringing up” (Secara etimologis, kata pendidikan berarti hanya proses memimpin atau membesarkan).
    Sedangkan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962). Semboyan Ki Hajar Dewantara adalah Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
Devinisi pendidikan menurut pandangan Mono Disipliner, mereka antara lain adalah :
  1. Pandangan sosiologi
  2. Menurut pandangan antropologi (budaya)
  3. Menurut pandangan psikologi
  4. Pandangan dari sudut ekonomi
  5. Menurut pandangan politik
  6. Menurut pandangan filosofi tentang hakekat manusia (antropologi filsafat)
Sedangkan menurut pandangan Multi Disipliner mengenai pendidikan diungkapkan oleh Redja Mudyahardjo (1986 : 3) : pendidikan adalah keseluruhan kerja insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas hidup yang diharapkan.

2.2              Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa (alinea IV Pembukaan UUD 1945)  dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintahan, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak.

2.2.1    Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO

Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.

2.2.2        Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)

1.      Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

2.      Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”

2.2.3    Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003

Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”


BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dalam bab sebelumnya, dapatlah penulis rumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penyiapan anak-anak untuk menghadapi kehidupannya di masa mendatang. Proses pendidikan sudah ada sejak manusia ada, meskipun proses pelaksanaanya masih sangat sederhana.
2.      Pada intinya pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menekankan pada intelektual.

3.2              Saran
Arti pendidikan dan tujuan pendidikan saat ini sering disalah artikan oleh banyak orang. Padahal sebenarnya pendidikan itu sangatlah berguna buat masa depan, terutama pada zaman sekarang ini. Dengan semakin meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang diperlukan. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat agar dapat membantu melaksanakan dan melancarkan pendidikan saat ini.










DAFTAR PUSTAKA

Http://id.wikipedia.org/wiki. Tujuan Pendidikan. Diakses 9 September 2014.
Http://belajarpsikologi.com/. Tujuan Pendidikan Nasional. Diakses 9 September 2014
Http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/. Definisi Pendidikan Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Diakses 8 September 2014.
Http://www.artikata.com /. Arti 362730 Pendidikan. Diakses 9 September 2014.










Berawal dari kegiatan saya ikut ekstrakurikuler KI maka terwujudlah makalah ini. Mudah-mudahan dapat sedikit membantu teman-teman dalam mencari informasi mengenai makalah.


PENGHIJAUAN  LINGKUNGAN SEKOLAH
DI KOTA JAMBI

https://encrypted-tbn1.google.com/images?q=tbn:ANd9GcSefPMuYkfWXyp8Jp3nyphOMuXfgmOLrrj2qYT18s3NlLUWT89yMQ


DISUSUN OLEH :

PUSPA  ARMANDITA



SEKOLAH MENENGAH ATAS  NEGERI  11
KOTA  JAMBI



LEMBAR PENGESAHAN


Karya  Ilmiah  ini  telah  mendapatkan  pengesahan  dari  Kepala  SMA  Negeri  11  Kota  Jambi  pada :
Hari                             :  Selasa
Tanggal                       :  5  Juni  2012
Tempat                        :  SMA  Negeri  11  Kota  Jambi
Judul  Karya  Ilmiah   :  Penghijauan  Lingkungan  Sekolah  Di  Kota  Jambi




Mengesahkan
Kepala  SMA  Negeri  11  Kota  Jambi



Drs.  Zul  Asri,  M.Pd
NIP.  19630726199003  1  004


KATA PENGANTAR

Dengan  mengucapkan  puji  syukur  kehadirat  Allah  SWT  yang  telah  memberikan berkat rahmat,  serta  karunia-Nya,  sehingga  penulis  dapat  menyelesaikan  karya  ilmiah   yang  berjudul  “Penghijauan  Lingkungan  Sekolah  Di  Kota  Jambi”   dengan  baik  dan  lancar.
Adapun  maksud  dan  tujuan  dari  penyusunan  karya  ilmiah  ini  adalah  untuk menghimbau  kepada  para  siswa  dan  siswi  agar  peduli  akan  lingkungan   Kota Jambi, dan  di  SMA  Negeri  11  khusunya  sehingga  lingkungan  di  Kota  Jambi  menjadi  asri.  Karya  ilmiah  ini  disusun  berdasarkan  penelitian  melalui  studi  kepustakaan.
Terwujudnya  karya  ilmiah  ini  selain  upaya  penulis  juga  tidak  terlepas  dari  hasil  bimbingan  berbagai  pihak.  Untuk  itu,  penulis  menyampaikan  rasa  hormat  dan  terima  kasih  kepada  :
1.            Bapak  Drs.  Zul  Asri,  M.Pd. ,  selaku  Kepala  Sekolah  SMA  Negeri  11  Kota  Jambi.
2.            Bapak Muhidin, S.Pd. ,  yang  telah  memberikan  masukan  dan  perbaikan  kepada  penulis.
3.            Ibu  Andriani, S. Pd. , yang  telah  memberikan  bimbingan  kepada  penulis  dalam  penulisan  karya  ilmiah  ini.
4.            Kepada  kedua  orang  tua  yang  telah  mendukung  dengan  memberikan  motivasi  dan  semangat  kepada  penulis.
5.            Semua  rekan  dan  pihak-pihak  yang  telah  membantu  pembuatan  karya  ilmiah  ini.

Penulis  sangat  menyadari  bahwa  karya  ilmiah  ini  masih  mempunyai  kelemahan  dan  kekurangan. Oleh  karena  itu,  saran  dan  kritik  yang  bersifat  membangun dari  pembaca 
sangat  penulis  harapkan  demi   perbaikan  di  masa  yang  akan  datang.
Akhir  kata,  penulis  mengharapkan  semoga  karya  ilmiah  ini  memberi  manfaat kepada  pihak-pihak  yang  membacanya.


Jambi,  Mei  2012



 Penulis
 

DAFTAR ISI

Sampul Depan……………………………………………………………………………   i
Lembar  Pengesahan ……………………………………………………………............   ii
Kata  Pengantar………………………………………………………………………….   iii
Daftar  Isi ………………………………………………………………………………..    v

BAB  I  PENDAHULUAN
1.1              Latar  Belakang…………………………………………………………………...............    1
1.2              Permasalahan…………………………………………………………………….............     3
1.3              Tujuan……………………………………………………………………………............    3         
1.4              Ruang  Lingkup…………………………………………………………………..............    3
1.5       Manfaat  Penelitian………………………………………………………… ……    3

BAB  II  PEMBAHASAN/ISI
2.1       Hakikat  Penghijauan  Lingkungan………………………………………………..    4
            2.1.1    Penghijauan  Perkotaan………………………………………………….     5
2.2       Peran  dan  Fungsi  Penghijauan…………………………………………… ……    6
2.2.1    Fungsi dan Manfaat  Hutan……………………………………….……...    7         
2.3       Teknik  Penghijauan……………………………………………………………..    9
2.4       Manfaat  Penghijauan  Terhadap  Lingkungan  Dan Mahluk Hidup………….........    10
2.5       Proses Dalam  Penghijauan………………………………………………… ……  12
2.6       Perawatan…………………………………………………………………………12
2.7       Kondisi Lingkungan SMA Negeri 11 Kota Jambi…………………………......……13

BAB III PENUTUP
3.1       Kesimpulan…………………………………………………………………..…..   14
3.2       Saran……………………………………………………………………………..  15
Daftar  Pustaka…………………………………………………………………………..    16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Adanya  berbagai  perubahan  kondisi  dan  kualitas  lingkungan  tentunya  akan  bisa berpengaruh  buruk  terhadap  manusia.  Apalagi  beragam  bentuk  kerusakan  lingkungan,  seperti pencemaran  udara,  pencemaran  air,  dan  menurunnya  kualitas  lingkungan  akibat  bencana  alam,  banjir,  longsor,  kebakaran hutan,  krisis  air  bersih,  sekolah  menjadi  gersang.  Hal  ini lama  kelamaan  akan  dapat  berdampak  buruk  pada  lingkungan,  khususnya  bagi  kesehatan  masyarakat  dan  sekolah  yang  ada  di  lingkungan  itu  sendiri.
Manusia  terkadang  tenggelam  dalam  rangkaian  kegiatan  yang  terlalu  berlebihan  dan  tidak  memperhatikan  kepentingan  lainnya.  Kurangnya  kesadaran  masyarakat dalam  menata  dan  memelihara  kelestarian  lingkungan,  telah  mengakibatkan  menurunnya kualitas  lingkungan  yang  begitu  parah.  Hal  ini  haruslah  menjadi  perhatian  khusus  bagi  penanggung  jawab  sekolah  dan  komunitasnya  dalam  menata  kembali  lingkungan  sekolah dari  segala  bentuk  berbagai  kerusakan  lingkungan,  disamping  itu  nantinya  akan  membangun  budaya  pelaku  pendidikan  dalam  berwawasan  lingkungan.
Dalam  hal  ini,  tidaklah  berlebihan  jika  gerakan  ramah  lingkungan  pun  bisa kembali  digalakkan  melalui  program  penghijauan  lingkungan  sekolah  secara  menyeluruh.. Mengingat  bekurangnya  jumlah  hutan  yang  ada  khusunya  di  Prpinsi  Jambi  hal  ini  disebabkan  karena  banyaknya  penebangan  hutan  secara  liar,  oleh  pihak-pihak  yang  tidak  bertanggung  jawab  menjadi  salah  satu  penyebab  rusaknya ekosistem  hutan.   Hal  ini  berdampak   terhadap   tingginya  resiko  bencana  alam   yang  akan  terjadi   seperti  banjir,  tanah  longsor  dan  polusi  udara,  karena  tidak  adanya  penahan  air tanah  di  bumi.
Padahal  telah  kita  ketahui  secara  bersama  hutan  memiliki  peranan  yang  sangat  besar   guna  kelangsungan  hidup  manusia  kedepan.  Oleh karena itu,  telah  menjadi  kewajiban  kita  untuk  menjaga   dan   memelihara   kelestarian   lingkungan   hidup,  selain itu   sangatlah   perlu  adanya  kerja  sama  yang  baik  antara  pemerintah,  masyarakat  dengan  sekolah  itu  sendiri.
Salah satu cara mengatasi permaslahan tersebut adalah pembangunan  diberbagai  sekolah  hendaklah  bisa  memperhatikan  ekosistem  di  sekitarnya.  Janganlah,  eksistensi  lingkungan  dikesampingkan  oleh  dalih  penataan  lingkungan  tanpa  menghiraukan  kelestarian  dan  kenyamanan  lingkungannya.
Menyikapi  hal  ini,  sebagai  pelaku  pendidikan  dan  anggota  masyarakat  yang  cinta  lingkungan,  paling  tidak  kita  secara  etika  bisa  ikut  berpartisipasi  pada  setiap  program  yang  berkait  dengan  pelestarian  lingkungan  hidup  yang  direncanakan  oleh  pemerintah  melalui  lingkungan  dengan  melakukan   penghijauan  khusunya  di  sekolah.
 Berdasarkan  alasan  tersebut  penulis  tertarik  untuk  mengkaji  menjadi  sebuah  karya  ilmiah  dengan  mengangkat  judul  “Penghijauan  Lingkungan  Sekolah  Di  Kota  Jambi


1.2   Permasalahan
Berdasarkan  latar  belakang  tersebut  di  atas  dalam  karya  ilmiah  ini  dapat  difokuskan  kepada  permasalahan   yaitu  sebagai  berikut  :
1.      Bagaimana langkah  melakukan  penghijauan   lingkungan  sekolah  di  Kota Jambi?
2.      Apakah  penghijauan  itu  telah  diterapkan  oleh  seluruh  warga  sekolah  di  Kota Jambi?

1.3   Tujuan
Adapun  tujuan  dalam  penulisan  karya  ilmiah  ini yaitu  mendeskripsikan  bagaimana  langkah   melakukan   penghijauan  di lingkungan  sekolah Kota  Jambi.

1.1     Ruang  Lingkup
Untuk  memudahkan  penulis  dalam  mencari  data-data  yang terkait ,  maka  ruang  lingkup  yang  diambil  yaitu  mengenai  penghijauan  yang  dilakukan  oleh  warga  SMA  Negeri  11  Kota  Jambi.

1.2    Manfaat Penelitian
Dengan  adanya  penerapan  penghijauan  lingkungan  sekolah  diharapkan  bisa  menjadi  salah  satu  alternatif  dalam  menata  dan  memelihara  kelestarian  lingkungan  hidup  di  lingkungan  sekolah.  Hal   ini   akan   meningkatkan   kesadaran  masyarakat dan siswa   dalam  memelihara  dan  melestarikan  lingkungan  hidup  dalam  rangka  mengantisipasi  dari  segala  bentuk  pengrusakan  dan  pencemaran  lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

2.1  Hakikat  Penghijauan Lingkungan
            Penghijauan  adalah  salah  satu  kegiatan  penting  yang  harus  dilaksanakan  secara  konseptual  dalam  menangani  krisis  lingkungan.  Begitu  pentingnya  sehingga  penghijauan  sudah  merupakan  program  nasional  yang  dilaksanakan  di  seluruh  Indonesia.
Banyak  fakta  yang  menunjukkan  bahwa  tidak  jarang  pembangunan  dibangun  di  lahan  pertanian  maupun  ruang  terbuka  hijau.  Padahal  tumbuhan  dalam  ekosistem  berperan  sebagai  produsen  pertama  yang  mengubah  energi  surya  menjadi  energi  potensial  untuk  makhluk  lainnya  dan  mengubah  CO2  menjadi  O2  dalam  proses  fotosintesis.  Sehingga  dengan  meningkatkan  penghijauan  diperkotaan  berarti  dapat  mengurangi  CO2  atau  polutan  lainnya  yang  berperan  terjadinya  efek  rumah  kaca  atau  gangguan  iklim.  Di samping  vegetasi  berperan  dalam  kehidupan  dan  kesehatan  lingkungan  secara  fisik,  juga  berperan  estetika  serta  kesehatan  jiwa.  Mengingat  pentingnya  peranan  vegetasi  ini  terutama  diperkotaan  untuk  menangani  krisis  lingkungan  maka  diperlukan  perencanaan  dan  penanaman  vegetasi  untuk  penghijauan secara  konseptual.
Dari  berbagai  pengamatan  dan  penelitian  ada  kecenderungan  bahwa  pelaksanaan  penghijauan  belum  konseptual,  malah  terkesan  asal  jadi.  Memilih  jenis  tanaman  dengan  alasan   mudah  diperoleh,  murah  harganya  dan  cepat  tumbuh.

2.1.1    Penghijauan  Perkotaan
Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman-taman kota, taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Dalam hal ini, penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan.
Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H12O6 serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu, berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekitar 150.000 juta ton CO2 dan 25.000 juta ton hidrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik. Setiap jam, 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO2 yang ekuivalen dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama. Setiap pohon yang ditanam mempunyai kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 pendingin udara (AC), yang dioperasikan 20 jam terus menerus setiap harinya.
Setiap 93 m2 pepohonan mampu menyerap kebisingan suara sebesar 8 desibel, dan setiap 1 ha pepohonan mampu menetralkan CO2 yang dikeluarkan 20 kendaraan (Zoer’aini Djamal Irwan,1996).
Begitu pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalam menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota.

2.2       Peran dan Fungsi Penghijauan
Penghijauan berperan dan berfungsi :
(1)   Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan.
(2)   Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan setempat menjadi sejuk, nyaman dan segar.
(3)   Pencipta lingkungan hidup (ekologis).
(4)   Penyeimbangan alam (adaphis) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya.
(5)   Perlindungan (protektif), terbadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin kencang, terik matahari, gas atau debu-debu).
(6)   Keindahan (estetika).
(7)   Kesehatan (hygiene).
(8)   Rekreasi dan pendidikan (edukatif)
(9)   Sosial politik ekonomi.
Seperti yang dikemukan (Eckbo 1956) bahwa pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan agar tumbuh dengan baik hendaknya dipertimbangkan syarat-syarat hortikultura (ekologikal) dan syarat-syarat fisik. Syarat hortikultural yaitu respons dan toleransi terhadap temperatur, kebutuhan air, kebutuhan dan toleransi terhadap cahaya matahari, kebutuhan tanah, hama dan penyakit, serta syarat-syarat fisik lainnya yaitu tujuan penghijauan, persyaratan budi daya, bentuk tajuk, warna, aroma.

2.2.1    Fungsi dan manfaat hutan
Fungsi dan manfaat hutan antara lain  :
1.      Untuk  memberikan hasil,
2.      Pencagaran flora dan fauna,
3.      Pengendalian  air tanah dan erosi,
4.      Ameliorasi iklim,
5.      Sebagai suplyer oksigen yang merupakan bahan baku utama untuk pernafasan manusia,
6.      Sebagai pencegah banjir,
7.      Sebagai penyejuk alat,
8.      Sebagai paru-paru dunia.
Jika hutan tersebut berada di dalam kota fungsi dan manfaat hutan antara lain:
1.      menciptakan  ikIim mikro,
2.      engineering
3.      arsitektural
4.      estetika
5.      modifikasi suhu
6.      peresapan air hujan
7.      perlindungan  angin dan udara
8.      pengendalian polusi udara
9.      pengelolaan limbah dan memperkecil pantulan sinar matahari,
10.  pengendalian  erosi tanah,
11.  mengurangi  aliran permukaan,
12.  mengikat  tanah.
Konstruksi vegetasi dapat mengatur keseimbangan air dengan cara intersepsi, infiltrasi, evaporasi dan transpirasi. Dengan demikian penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota perlu ditingkatkan secara konseptual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-menerus.
Menelaah fungsi penghijauan perkotaan dan fungsi hutan dapat dikatakan bahwa penghijauan perkotaan merupakan unsur dari hutan kota. Sedangkan hutan kota adalah bagian dari ruang terbuka hijau kota. Menurut  (Grey dan Denehe1978) mengatakan “Hutan kota (urban forestry), meliputi semua vegetasi berkayu di dalam lingkungan pemukiman, mulai dari kampung yang kecil sampai kota besar”. Ada yang mengatakan “tentang hutan kota, yaitu ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada penduduk kota dalam kegunaan proteksi, estetika serta rekreasi khusus lainnya” (Fukuara dkk 1988).
Sebagai konsekuensi tumbuhan sebagai produsen pertama dalam ekosistem, dan mengingat fungsi hutan kota dan fungsi penghijauan perkotaan sangat bergantung kepada vegetasi yang digunakan maka tidak perlu lagi dipersoalkan luas lahan sebagai syarat hutan kota. Yang penting adalah jumlah dan keanekaragaman vegetasi yang ditaman di perkotaan sebanyak mungkin. Dengan demikian penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota perlu ditingkatkan secara konseptual meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan dengan mempertimbangkan aspek estetika, pelestarian lingkungan dan fungsional. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan begitu pula pemeliharaan harus dilakukan secara terus-menerus.

2.3       Teknik Penghijauan
1.      Teknik penanaman
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu dalam teknik penanaman pohon adalah:
1)      Pemilihan bibit tanaman.
Bibit generatif adalah berasal dari biji, merupakan bibit yang  lebih tepat karena mempunyai akar tunggang dan dapat hidup lebih lama. Bibit vegetatif, adalah bibit yang berasal dari bagian-bagian vegetatif tanaman, seperti batang, daun dan akar. Bibit vegetatif umumnya kurang kokoh dan perakarannya dangkal sehingga cepat merusak trotoar, jalan atau saluran drainase.
Bibit yang baik sekurang-kurangnya telah tumbuh di wadahnya selama 6 bulan dengan  batang  tinggi  minimal  1.50  m  dan diameter 0.05 m, untuk mengujinya cukup dengan mencabut bibit tersebut. Apabila bibit mudah lepas dari wadahnya berarti baru dipindahkan dan belum cukup baik ditanam di lapangan, sebaliknya jika sulit dilepaskan berarti perakarannya sudah terbentuk dengan baik dan dapat ditanam di lapangan;
2)      Penanaman.
Lubang tanam perlu dipersiapkan sedikitnya satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Ukuran lubang tanam sangat bergantung pada besarnya tanaman. Ukuran standar lubang tanam adalah 0.75 m (tinggi) x 0.90 m (lebar) x 0.90 m (panjang).
3)      Perawatan pasca tanam.
Mempertahankan posisi tumbuh agar tetap tegak dan stabil. Menyiram tanaman 2-3 hari sekali terutama di musim kemarau sambil membuang ranting-ranting yang kerimg. Memupuk tanaman 3 bulan sekali dengan pupuk NPK 25 gram per lubang.

2.4       Manfaat Penghijauan terhadap Lingkungan dan Mahluk Hidup
Manfaat yang dapat diperoleh dalam melakukan penghijauan terhadap lingkungan dan Mahluk hidup ialah :
a)      Manfaat Estetis (Keindahan)
Pohon memiliki berbagai macam bentuk tajuk yang khas, sehingga menciptakan keindahan tersendiri. Oleh karena itu bila disusun secara berkelompok dengan jenis yang sama pada masing-masing kelompok akan menciptakan keindahan atau suasana yang nyaman. Struktur bangunan tanpa diimbangi dengan pohon-pohon akan terasa gersang, sebaliknya bila sekitarnya ditanam pohon serta ditata dengan baik akan nampak hijau dan asri.

b)     Manfaat Orologis
Akar pohon dengan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat sehingga mampu mencegah erosi.
c)      Manfaat Hidrologis
Tanaman-tanaman pada dasarnya akan menyerap air hujan. Dengan demikian banyaknya kelompok pohon-pohon akan menjadikan daerah sebagai daerah persediaan air tanah yang dapat memenuhi kehidupan bagi manusia dan makhluk lainnya.
d)     Manfaat Klimatologis
Dengan banyaknya pohon akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara di sekitarnya menjadi sejuk dan nyaman. Jadi secara klimatologis kehadiran kelompok pohon-pohon pelindung sangat besar artinya.
e)      Manfaat Edaphis
Ini adalah manfaat dalam kaitan dengan tempat hidup binatang. Di lingkungan yang penuh dengan pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan tenang karena lingkungan demikian memang sangat mendukung.
f)       Manfaat Ekologis
Lingkungan yang baik adalah yang seimbang antara struktur buatan manusia dan struktur alam. Kelompok pohon atau tanaman, air, dan binatang adalah bagian dari alam yang dapat memberikan keseimbangan lingkungan.
g)      Manfaat Protektif
Manfaat protektif adalah karena pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya terhadap teriknya sinar matahari, angin kencang, penahan debu, serta peredam suara. Disamping juga melindungi mata dari cahaya silau.
h)     Manfaat Hygienis
Adalah sudah menjadi sifat pohon pada siang hari menghasilkan O2 (Oksigen) yang sangat diperlukan manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2 (Karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas buangan sisa pembakaran. Jadi secara hygienis, pohon sangat berguna untuk kehidupan manusia.
i)        Manfaat Edukatif
Berbagai macam jenis pohon yang ditanam di kota merupakan laboratorium alam, karena dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengenal tanaman dari berbagai aspeknya.

2.5       Proses dalam Penghijauan
Hal yang perlu dilakukan dalam penghijauan adalah:
·         Pengelolaan limbah/ sampah dan air
·         Landscaping dan penghijauan
·         Perawatan fisik bangunan dan lingkungan
·         Sekolah menjadi pusat penghijauan (green school) yang bermanfaat bagi lingkungan

2.6       Perawatan
Cara agar lingkungan tetap terjaga adalah:
·         Jangan memetik, memangkas, dan merusak tanaman yang ada.
·         Dilarang menginjak, bermain di taman rumput dan taman hias yang mengakibatkan rumput-rumput itu mati.
·         Dilarang membuang sampah pada tanaman.
·         Dilakukan kerja bakti untuk membersihkan sampah sehingga taman terlihat indah.
·         Di taman sekolah diupayakan agar terawat dengan cara menyapu, menyiram, meberi pupuk sehingga bertambah subur.
·         Berilah obat pembasmi hama sehingga tanaman tidak terganggu pertumbuhannya.

2.7       Kondisi  Lingkungan SMA Negeri 11 Kota Jambi
Kondisi  Penghijauan  Lingkungan  di  SMA  Negeri  11  Kota   Jambi  berjalan  dengan  baik.  Sehingga  lingkungan  terlihat  menjadi  hijau,  asri,  sehat,  bersih  dan  terjaga.  Sekarang,  masing-masing  halaman  kelas  telah  terdapat  taman-taman  yang  menghiasinya.  Semuanya  ini  terwujud  berkat  adanya  kerjasama  antar  pihak  sekolah.  Tidak  hanya  itu,  berjalannya  proses  penghijauan  di  SMA  Negeri  11  Kota  Jambi  dibuktikan  dengan  beberapa  penghargaan  yang  telah  diraih  oleh  pihak  sekolah  dalam  hal  penghijauan  lingkungan  sekolah,  antara  lain  juara  I  Adiwiyata  tahun  2010  dan  juara   III  Adiwiyata   tahun  2011.
  
BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
            Dari  hasil  pembahasan  dalam  bab  sebelumnya,  dapatlah  penulis  rumuskan  beberapa  kesimpulan  sebagai  berikut  :
1.      Penghijauan  merupakan  kegiatan  untuk  mencegah  terjadinya  global  warming.
2.      Dalam  melakukan  kegiatan  pembentukan  penghijauan  dilingkungan  sekolah  perlu  diadakan  kerja  sama  yang  erat  antara  warga  sekolah.
3.      Banyak  sekali  manfaat  yang  diperoleh  dilakukannya  kegiatan  penghijauan  lingkungan  disekolah,  yaitu  manfaat  keindahan,  mencegah  erosi,  menyerapkan  air  hujan,  manfaat  edukatif,  untuk  kehidupan  manusia.
4.      Cara  melakukan  perawatan  agar  lingkungan  tetap  terjaga  yaitu  jangan  memetik,  memangkas,  dan  merusak  tanaman  yang  ada  dilingkungan  sekitar  sekolah.
5.      Hal-hal  yang  perlu  dilakukan  dalam  penghijauan  adalah  pengelolaan  limbah  atau  sampah  dan  air,  landscaping  dan  penghijauan,  perawatan  fisik  bangunan  dan  lingkungan,  sekolah  menjadi  pusat  penghijauan  (green  school)  yang  bermanfaat   bagi  lingkungan.

3.2       Saran
Kegiatan  pembentukan  penghijauan  dilingkungan  sekolah  sangat  penting  bagi  kita  karena  dengan  adanya  kegiatan  ini  berarti  setidak-tidaknya  kita  dapat  mengurangi  pemanasan  global  yang  terjadi  pada  saat  ini.  Kegiatan  ini  pun  harus  ada  kerjasama  yang  erat  antara  warga  sekolah.  Dengan  adanya  kegiatan  ini  kita  diharapkan  dapat  lebih  mencintai  lingkungan  hidup.  Mencintai  lingkungan  hidup,  seperti  halnya  kita  mencintai   diri  kita  sendiri.  Hal  ini  berarti,  kita  juga  harus  merawat  lingkungan  hidup  seperti  kita  merawat  diri  kita  sendiri.  Tumbuhan  yang  ada  disekitar  kita  itu  tumbuh  bukan  hanya  sekedar  tumbuh  saja,  namun  harus  kita  jaga  dengan  baik,  agar  nantinya  dapat  bermanfaat  bagi  kita  semua.
 
DAFTAR  PUSTAKA

Http://claudiuskelvin.blogspot.com/. Penghijauan. Di akses 30 Mei 2012.

Http://reboisasihijau.blogspot.com/2011/12/artikel-penghijauan.html. Sayangilah Bumi Kita Ini. Di akses 1 Juni 2012.

Http://greenlumut.wordpress.com/tag/penghijauan/. Manfaat Hutan. Di akses 1 Juni 2012.

Http://www.g-excess.com/3981/manfaat-penghijauan-terhadap-lingkungan-dan-makhluk-hidup/. Manfaat Penghijauan Terhadap Lingkungan dan Makhluk Hidup. Di akses 2 Juni 2012.

Http;//bpdas.ctw.simrlps.dephut.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=104.  Lestarikan lingkungan dengan penghijauan. Di akses 31 Mei 2012.



















 
MINYAK BUMI
Diajukan untuk memenuhi tugas Kimia
Guru Pembimbing: Juhaldi, S.pd



DISUSUN OLEH:
PUSPA ARMANDITA (X2)




SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012






KATA PENGANTAR



            Alhamdulillahhi Robbil ‘Alamin puji syukur kami hanturkan kehadirat ALLAH swt. Karena limpahan  rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “MINYAK BUMI” dengan baik dan lancar. Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan oleh guru pembimbing, yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga kepada rekan-rekan kami yang telah ikut berpartisipasi dalam mengerjakan makalah ini.
Kami yakin makalah ini jauh dari sempurna. Makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu dengan hati yang tulus kami mohon kritikan maupun saran demi perbaikan-perbaikan di masa datang. Kami berharap makalah ini dapat menjadi acuan bagi pembaca, agar pembaca dapat lebih memahami apa minyak bumi itu.


                                                                                                            Jambi, Mei 2012


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.

1.2              Rumusan Masalah
Rumus Masalah pada penulisan ini adalah:
1.      Pengertian Minyak Bumi?
2.      Bagaimana cara pembentukan dan pengelolaan Minyak Bumi?
3.      Apa sajakah komposisi Minyak Bumi?
4.      Apa saja produk yang dihasilkan oleh Minyak Bumi?
5.      Bagaiman dampak dari penggunaan Minyak Bumi?
6.      Bagaimana cara mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan produk yang dihasilkann oleh Minyak Bumi?

1.3              Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah Minyak Bumi ini adalah:
1.      Mengetahui pembentukan dan pengelolaan Minyak Bumi.
2.      Mengetahui komposisi Minyak Bumi.
3.      Mengetahui produk-produk apa saja yang dihasilkan oleh Minyak Bumi.
4.      Mengetahui dampak dari pemakaian Minyak Bumi.
5.      Mengetahui cara mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemakaian Minyak Bumi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Minyak Bumi
Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia.
Menurut Institut of Petroleum (IP)  minyak bumi adalah suatu zat yang terjadi dalam bumi yang sebagian besar terdiri dari hidrokarbon padatan, cairan, dan gas. Kebanyakan minyak bumi mengadung emulsi air, garam anorganik yang mungkin terbentuk dalam pengeboran dan pengaliran atau pengangkutan.
Batasan secara tepat untuk minyak bumi sangat sulit diberikan. Secara fisik bahan tersebut terlihat sebagai cairan berwarna cokelat kemerahan atau hitam tetapi seringkali berwarna kehijauan atau flurosensi kebiruan dan dalam sinar transmisi berwarna kekuning-kuningan, jingga, dan merah. Pada suhu biasa minyak bumi berbentuk cairan yang sangat kental, setangah padat, dan padat. Hal ini disebabkan oleh adanya kadar paraffin yang terkandung didalamnya.

2.2       Proses Pembentukan Dan Pengelolaan Minyak Bumi
            2.1.1    Proses pembentukan Minyak Bumi
Minyak Bumi terbentuk dari sisa-sisa fosil hewan kecil (plankton) yang hidup dilaut jutaan tahun yang lalu. Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1.      Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2.      Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
            2.1.2    Pengelolaan Minyak Bumi
Berikut adalah tahapan kegiatan yang di lakukan untuk mengelola minyak bumi dari dasar laut menjadi bahan-bahan yang bermanfaat.
EKSPLORASI à EKSPLOITASI à PEMISAHAN à PENGUBAHAN
1.      Proses Eksplorasi
Langkah awal untuk mendapatkan minyak bumi adalah eksplorasi, yaitu upaya mencari daerah yang mengandung minyak bumi dan prakiraan cadangan minyaknya. Penyelidikan selanjutnya adalah penyelidikan secara geofisika yang dikenal dengan istilah kegiatan seismik.

2.      Proses Eksploitasi
Merupakan rangkaian kegiatan untuk mengambil minyak bumi yang akan diolah. Kegiatan utama eksploitasi adalah pengeboran. Pengeboran dapat dilakukan dilepas pantai di tengah laut, bergantung pada lokasi sumber cadangan minyak. Pengeboran sumber minyak bumi akan menghasilkan minyak bumi dalam bentuk mentah, yaitu cairan kental yang berwarna hitam. Selain minyak mentah terdapat juga air, sulfur, nitrogen, oksigen, logam, dan garam. Berikut adalah data komposisi zat-zat yang terkandung dalam minyak mentah.
Tabel Fraksi Minyak Bumi
Fraksi
Minyak Bumi
Jumlah
Atom Karbon
Titik Didih (‘C)
Senyawa
Hidrokarbon
Gas
1 – 4
< 20
Metana, etana, propana, butana.
Nafta
5 – 10
27 – 177
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Kerosin
10 – 15
177 – 293
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Minyak gas ringan
13 – 18
204 – 343
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Minyak gas
16 – 40
315 – 565
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Residu bitumen
> 40
> 565
-

3.      Proses Pemisahan Komponen-Komponen yang Terkandung dalam Minyak Bumi
Komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan titik didihnya agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Metode yang digunakan adalah distilasi bertingkat.
Senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut mempunyai panjang rantai dan titik didih yang berbeda. Semakin panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Pada saat mencapai suhu tertentu sesuai titik didihnya, uap minyak mentah akan berubah menjadi zat cair. Perubahan uap air (gas) menjadi zat cair disebut kondensasi. Zat cair hasil kondensasi itu disebut fraksi minyak.

 
Tabel Fraksi Minyak Bumi
Fraksi
Minyak Bumi
Jumlah
Atom Karbon
Titik Didih (‘C)
Senyawa
Hidrokarbon
Gas
1 – 4
< 20
Metana, etana, propana, butana.
Nafta
5 – 10
27 – 177
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Kerosin
10 – 15
177 – 293
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Minyak gas ringan
13 – 18
204 – 343
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Minyak gas
16 – 40
315 – 565
Senyawa alkana rantai lurus, sikloalkana, aromatik, alkena.
Residu bitumen
> 40
> 565
-

Zat-zat pengotor tersebut dipisahkan dengan cara dehidrosulfurisasi (menghilangkan sulfur) dan demetalisasi (menghilangkan logam).
4.      Proses Pengubahan Fraksi Minyak Bumi
Fraksi minyak bumi yang paling banyak diminta pasar adalah fraksi bensin. Untuk meningkatkan kualitas fraksi tersebut sehingga komposisi bensin meningkat, dapat dilakukan proses konvensi atau pengubahan. Tujuan proses tersebut adalah mengubah struktur suatu fraksi menjadi struktur fraksi yang diinginkan. Jenis-jenis proses konvenrsi tersebut, antara lain perengkahann (cracking), penyusunan ulang (reforming), alkilasi, dan cooking.

Tabel Proses Konversi Minyak Bumi
Proses Konversi
Penjelasan
Contoh
Perengkahan (cracking)
Molekul besar dipecah menjadi molekul-molekul kecil.
Fraksi minyak pelumnas dan minyak berat diubah menjadi fraksi bensin.
Penyusunan ulang (reforming)
Rantai lurus  diubah strukturnya menjadi rantai bercabang.
n-oktana diubah menjadi iso-oktana.
Alkilasi
Molekul-molekul kecil bergabung menjadi molekul besar.
Propena dan butena bergabung membentuk heptana.
Cooking
Residu padat diubah menjadi fraksi gas.



2.3          Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Hasil pengolahan minyak bumi menjadi fraksi-fraksi yang mempunyai sifatmasing-masing. Di bawah ini akan dibahas secara rinci mengenai sifat dari setiapfraksi.

2.3.1     Fraksi Gas
Gas alam dapat diperoleh secara terpisah maupun bersama-sama denganminyak bumi. Gas alam sebagian besar terdiri dari alkana berantai karbon rendahyaitu antara lain metana, etana, propana, butana dan iso-butana. Gas alam dapatdipergunakan sebagai (Nawawi, 1955):
1.      Bahan bakar rumah tangga atau pabrik 
Gas alam merupakan bahan bakar yang paling bersih dan praktis, tetapi gas alammempunyai keburukan yaitu sifatnya yang tidak berbaun (bila dibandingkandengan gas dari batubara) sehingga sering terjadi kecelakaan karena bocor. Olehkarena itu kadang-kadang gas ini diberi "bau" yaitu sedikit zat yang berbau sekali.Propana yang merupakan salah satu fraksi gas pada perusahaan biasanyadigunakan sebagai :
o   Mengelas paduan
o   Paduan tembaga, alumunium dan magnesium.
o   Mengelas besi tuang.
o   Menyolder dan mengelas solder.
o   Menyemprot Jogam.
o   Memotong besi dengan gas karbit.
o   Penerangan pantai.
Butana dipakai dalam rumah tangga sebagai :
o   Pemanas ruangan.
o   Penerangan.
o   Pemakaian di dapur.
Butana mempunyai batas meledak yang lebih kecil bila dibandingkan dengan propana.

 
2.      Karbon Hitam (Carbon Black)       
          Karbon hitam (Carbon black) adalah arang harus yang dibuat oleh pembakaran yang tidak sempurna. Pegunaannya antara lain sebagai (Nawawi, 1955) :- Bahan dalam pembuatan cat, tinta cetak dan tinta Gina.- Zat pengisi pada karet terutama dalam pembuatan ban-ban mobil dan sepeda. Karbon hitam dibuat dengan membawa nyala gas bumi ke sebuah bidang datar yang didinginkan, arang yang terbentuk kemudian dipisahkan dari bidang ini dandibagi berdasarkan kehalusannya. Metana yang mengandung 75% karbon akan menghasilkan 4 atau 4,5% zat penghitam dan sisanya hilang sebagai asap, zatasam arang dan sebagainya.
3.      Tujuan-tujuan Sintesis
Hasil sintesis dibuat dengan oksidasi zat-zat hidrokarbon dari gas alam.Proses pembuatan lainnya, yaitu :
-          Pembuatan zat cair dari metana.
-          Pembuatan bensin-bensin untuk kapal terbang yang bernilai tinggi dengan cara menggandeng (alkylering) iso-butana dengan butena-butena.

2.3.2 Bensin
Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu (Nawawi,1955) ;
1.      Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana kualitasnya tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila mengandung banyak aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan bensin yang tidak mengetok (anti knocking).
2.      Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak gas dan residu.
3.      Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.
4.      Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah. Bensin biasanya digunakan sebagai :
1.      Bahan bakar motor
Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk menentukan baik atau tidaknya bensin tersebut. Keadaan terbang (titik embun) Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam karburator dari sebuah motor yang disebabkan oleh adanya kadar yang terlalu tinggi dari fraksi-fraksi yang sangat ringan dalam bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan butana yang berasal dari bensin. Gelembung-gelembung gas yang terdapat dalam keadaan tertentu dapat menutup lubang-lubang perecik yang sempit dan pengisian bensin akan terhenti. Kecendrungan mengetok (knocking) Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan peletusan (peledakan) didalam sijinder, sehingga :
o   Timbulnya kebisingan knock 
o   Kekuatan berkurang
o   Menyebabkan kerusakan mesin Hidrokarbon rantai bercabang dan aromatik sangat mengurangi kecendrungan dari bahan bakar yang menyebabkan knocking, misalnya 2,2,4-trimetil pentane (iso-oktan) adalah anti knock fuels.
Harga yang tinggi dari bilangan oktan mengakibatkan makin baik melawan knocking. Mesin automibilmodern memerlukan bahan bakar dengan bilangan oktan antara 90 dan 100, semakin tinggi rasio penekanan (compression) maka di perlukan bilangan oktanyang tinggi pula. Bilangan oktan dapat dinaikkan dengan menambahkan beberapa substansi,antara lain tetraetyl lead (TEL) dan tetrametyl lead (l-MI) yang di tambahkan dalam bensin dengan kuantitas yang kecil karena di khawatirkan apabila di tambahkan terlalu banyak efek timah bagi lingkungan. TEL (Pb(C2Hs)4) dibuat dari campuran timah hitam dengan natrium dan etilklorida, reaksinya :Pb + 4Na + 4C2H5CI → Pb (C2H5)4+ 4 NaCITEL. Keadaan "damar" dan stabilitas penyimpanan. Damar dapat terbentuk karena adanya alkena-alkena yang mempunyai satuikatan ganda sehingga berpotensi untuk berpolirherisasi membentuk molekul-molekul yang lebih besar. Pembentukan damar ini dipercepat oleh adanya zatasam di udara, seperti peroksiden.
Kerugian yang disebabkan oleh pembentukan damar ini antara lain;
o   Bahan ini dapat menempel pada beberapa tempat dalam motor, antara lain saluran-saluran gas dan pada kutub yang dapat mengakibatkan kerusakan padamotor.
o   Menurunkan bilangan oktan karena hilangnya alkena-alkena dari bensin.Pembentukan damar dapat dicegah dengan penambahan senyawa-senyawa daritipe poliphenol dan aminophenol, seperti hidroquinon dan p-aminophen. Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu maka pada waktu pendinginan, aromatik itu akan mengkristal dari mengakibatkan tertutupnya lubang-lubang penyemprotan dalam karburator. Titik beku ini terutama dipengaruhi oleh benzen (titik beku benzen murni ± 5ºC).
Kadar belerangKerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :
§  Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya silinder-silinder yang disebabkan oleh asam yang mengembun pada didnding silinder.
§  Mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap bilangan oktan.

2.      Bahan Ekstraksi, Pelarut dan Pembersih
Sebelum digunakan sebaagi pengekstraksi bensin di fraksinasi dengan destilasi bertingkat menjadi fraksi yang lebih kecil. Bensin biasanya di gunakan untuk mengekstraksi berbagai bahan, seperti minyak kedelai, minyak kacangtanah, minyak kelapa dan bahan-bahan alam lain. Sebagai bahan pelarut bagi karet di gunakan fraksi dengan titik didih antara 80 -130°C dan 100 -130°C. Larutan karet ini biasanya digunakan untuk :
§  Mencelupkan kanvas pada pembuatan ban.
§  Melekatkan karet. Perekat-perekat untuk industri sepatu.
§  Larutan untuk pasta-pasta karet untuk memadatkan dan melaburkan tenunan. Bensin juga dapat digunakan sebagai bahan pembersih yaitu membersihkan secara kimia dengan cara diuapkan.
Keuntungan menggunakan bensin sebagai bahan pembersih adalah:
-          Bensin memiliki titik didih rendah sehingga barang-barang yang dicuci lekas menjadi kering dan baunya cepat hilang.
-          Tidak mudah terbakar di ruang terbuka.
-          Kualitas dari bahan wol tahan terhadap ini.

3.      Bahan bakar penerangan dan pemanasan
Bensin digunakan pada lampu-lampu tambang dimana tidak terdapat tenaga listrik.

2.3.3. Kerosin
Pemakaian kerasin sebagai penerangan di negara-negara maju semakin berkurang, sekarang kerasin digunakan untuk pemenasan. Pemakaian terpenting dari kerasin antara lain (Nawawi, 1955) :
1.      Minyak Lampu Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan langsung, sifat-sifat yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan sebagai minyak lampu adalah : WarnaKerosin dibagai dalam berbagai kelas warna:
·         Water spirit (tidak berwarna)
·         Prime spirit
·         Standar spirit. Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih karena mengira ini adalah air dan mengira hanya yang berwarna kuning atau sawo matang saja yang dapat membakar dengan baik.
 Sifat bakar  Nyala kerasin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :

·         Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karenaapinya mulai berarang.
·         Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.
·         Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.
Viskositas Minyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung pada viskositas yaitu jika minyak cair kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak. Kadar belerang sama seperti kadar belerang pada bensin.
2.      Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak.
Macam-macam alat pembakar kerosin:
·         Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.
·         Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian hawa yangdipusatkan.
·         Alat pembakar dengan pengabutan tekan: merek dagang  primus
3.      Bahan bakar motor Motor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar adalah :
·         Alat-alat pertanian (traktor).
·         Kapal perikanan.
·         Pesawat penerangan listrik kecil. Motor ini selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai alat penguapuntuk kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan bensin dan dilanjutkan dengankerosin kalau alat penguap sudah cukup panas. Motor ini akan berjalan dengan baik bila kadar aromatik didalam bensin tinggi.
4.      Bahan pelart untuk bitumen. Kerosin jenis white spirit sering digunakan sebagai pelarut untuk bitumenaspal.
5.      Bahan pelarut untuk insektisida
 
Bubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum cinerarieotollum) yang telah dikeringkan dan dihaluskan, sebagai bahan pelarut digunakan kerosin. Untuk keperluan ini kerasin harus mempunyai bau yang enak atau biasanya obat semprot itu mengandung bahan pengharum.

2.3.4        Minyak Gas
Minyak gas pada awalnya banyak digunakan sebagai penerangan dalam gerbong kereta api, tetapi sekarang sebagian telah diganti oleh listrik karena lebih mudah dipakai dan sedikit bahaya kebakaran jika ada kecelakaan kereta api. Minyak gas juga digunakan sebagai (Nawawi, 1955) :
o   Bahan bakar untuk motor diesel.
o   Pesawat-pesawat pemanasan pusat otomatis dengan nama minyak bakar untuk keperluan rumah tangga, biasanya adalah minyak gas tanpa bagian-bagian residual. Seperti pada bensin untuk menaikkan bilangan oktan pada minyak gasmaka perlu ditambahkan :
-          Persenyawaan yang mengandung banyak sekali zat asam, misalnya amilnitritdan etilnitrit. Untuk memperoleh hasil yang nyata maka persentasenya harus besar yaitu kira-kira 5% sehingga pemakaian senyawa ini menjadi mahal.
-          Persenyawaan yang penggunaannya lebih sedikit peroksida (peroxyden) dan berbagai persenyawaan organik, dipakai 0,5% untuk menaikkan 10 atau 15 titik  bilangan oktan.

2.3.5.   Minyak Bakar
Walaupun setiap minyak yang dibakar dapat dinamakan minyak bakar tetapi nama ini biasanya hanya digunakan untuk bahan bakar residual dan untuk  bahan bakar sulingan. Bahan bakar residual biasanya diperoleh dengan cara mengentalkan minyak bumi atau merengkah minyak gas dan residu minyak tanah. Bahan bakar digunakan sebagai (Nawawi, 1955) :
-          Motor diesel tipe besar.
-          Minyak yang dinyalakan dengan pembakar dalam tungku masak yang digunakan untuk :
§  Memproduksi uap
§  Pengerjaan panas dari logam
§  Mencairkan hasil perindustrian
§  Membakar batu, emaile, dan sebagainya. Sifat-sifat yang harus ada pada minyak bakar adalah Memiliki batas viskositas tertentu.
Viskositas minyak bakar terletak antara viskositas minyak gas yaitu kira-kira 4 cs = 1,30E pada 50°C dan kira-kira 550/650 cs = 75/850E pada 50°C. Minyak bakar yang lebih encer diperlukan untuk pesawat bakar yang lebih kecil, misalnya untuk alat pemanasan sentral otomatis dalam rumah. Banyaknya panas yang diberikan Kalor pembakaran minyak bakar batasnya kira-kira 10.000 dan 10.550 cal/g. Kadar belerang Lebih penting pada minyak diesel daripada minyak bakar karena pada minyak disesi belerang dapat menyebabkan kerusakan silinder dan kerosi dari sistem buang. Titik beku
-          Mempunyai titik beku maksimal tertentu.
-          Biasanya titik beku tergantung pada perlakuan terlebih dahulu yang dikerjakan terhadap bahan. Misalnya minyak bakar sebagian terdiri dari residu cracking yang sesudah dipanaskan hingga 100 derajat C memiliki titik didih –21 derajat C, tetapi sesudah dibiarkan untuk waktu yang lama titik beku menjadi 150 derajat C.

2.4       Komposisi Minyak Bumi
            Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.      Hidrokarbon Jenuh (alkana)
·         Dikenal dengan alkana atau parafin
·         Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
·         Senyawa penyusun diantaranya:
1.      Metana CH4
2.      etana CH3 CH3
3.      propana CH3 CH2 CH3
4.      butana CH3 (CH2)2 CH3
5.      n-heptana CH3 (CH2)5 CH3
6.      iso oktana CH3 – C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
2.      Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
·         Dikenal dengan alkena
·         Keberadaannya hanya sedikit
·         Senyawa penyusunnya:
1.      Etena, CH2 CH2
2.      Propena, CH2 CH CH3
3.      Butena, CH2 CH CH2 CH3
3.      Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
·         Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
·         Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
·         Senyawa penyusunnya :
1.      Siklopropana                           3. Siklopentana
      

2.      Siklobutana                             4. Siklopheksana


4.      Hidrokarbon aromatik
·         Dikenal sebagai seri aromatik
·         Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
·         Senyawa penyusunannya:
1.      Naftalena                                3.    Benzena
                       
2.      Antrasena                                4.     Toluena
     
5.      Senyawa Lain
·         Keberadaannya sangat sedikit sekali
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali).

2.5       Produk-Produk Yang Dapat Dihasilkan Oleh Minyak Bumi
Produk paling penting dari pengilangan minyak bumi adalah bahan bakar. Namun dengan bertambahnya permintaan bahan petrokimia pada saat ini, maka pengilangan dirancang khusus untuk dapat menghasilkan produk–produk petrokimia. Produk-produk pengilangan minyak bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Produk bahan bakar
·         Liqueified Petroleum Gas (LPG)
LPG merupakan produk yang paling ringan yang dihasilkan dari pengilangan minyak bumi. Komponen LPG terdiri dari propana, butana atau campuran keduanya. Kegunaannya adalah untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.
·         Motor Gasoline 
Motor gasoline pada awalnya merupakan produk utama dalam industry minyak bumi untuk bahan bakar mesin Otto. Gasoline adalah campuran kompleks hidrokarbon dengan selang titik didih 100 – 400 oF pada tekanan uap10 psia.
·         Aviation Gasoline (Avigas)
            Aviation Gasoline merupakan bahan bakar pesawat terbang. Dibandingkan dengan motor gasoline, bahan bakar ini memiliki selang titik didih yang lebih sempit dan tekanan uap lebih rendah dan kualitas oktan yang lebih tinggi.

b.      Produk non-bahan bakar
·         Minyak pelumas
 Minyak pelumas memiliki titik didih tinggi. Untuk digunakan pada mesin atau industri, minyak pelumas ditambahkan beberapa aditif yang akan meningkatkan kualitas sesuai kebutuhannya. Minyak pelumas dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu motor oil, industrial oil dan metal working oil.
·         Petroleum Waxes (lilin)
Lilin dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lilin parafin dan lilin mikrokristalin. Pengguanaan lilin parafin adalah untuk lilin, korek api, mencegah karat, pelapis peralatan listrik dan komunikasi, dan sebagainya.
·         Petroleum Greases (Gemuk)
Gemuk merupakan bahan setengah padatan yang biasa digunakan dalam pelumasan. Sifat-sifatnya sangat bervariasi dari yang sangat lunak sampai keras seperti bata. Titik lelehnya antara 160 – 350 oF.
·         Aspal
 Aspal adalah produk berat dari minyak bumi yang harganya relatif murah. Aspal berwarna coklat hitam, larut dalam benzen, tetapi tidak dalam pelarut paraffin ringan. Penggunaan terbesar aspal adalah sebagai pelapis jalan raya.

c.       Produk petrokimia
Produk-produk petrokimia yang dapat dihasilkan dari pengilangan minyak bumi antara lain Benzene, Toluene, Xylene (BTX), PTA, nilon, stiren, polipropilen, PVC, etilen glikol, DMT, PET, dll.

2.6       Daerah Penambangan dan Pengilangan Minyak Bumi di Indonesia
            Sumber minyak bumi di Indonesia pertama kali ditemukan di Langkat, Sumatera Utara pada tahun 1883. Daerah penambangan dan pengilangan minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.      Sumatera Bagian Utara
Lapangan gas alam arun di Aceh. Lapangan minyak bumi di lapangan Julu Reyeu, Periak, Serang Jaya, Pangkalan Susu, Pulu Panjang, dan Telaga Said DKG.

2.      Sumatera Bagian Tengah
Lapangan minyak Minas (sumur Minas merupakan lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara), lapangan minyak Andan, Bekasap, Duri, dan Kota Batak.

3.      Sumatera bagian Selatan
Lapangan minyak Bajubang dan Tampino, jambi. Lapangan minyak Mangun Jaya, Babat Ukui, Suban Burung, kluang, dan Pendopo Talang Akar, Palembang.

4.      Jawa Barat
Lapangan minyak Jatibatang, Randengan, dan Arimbi.

5.      Jawa Timur
Lapangan minyak Cepu dan Kruka Surabaya.

6.      Kalimantan Timur
Lapangan minyak Tanjung di Barito dan lapangan minyak Tarakan di Tarakan.

7.      Daerah Laut Cina Selatan
Lapangan minyak di Natuna.

8.      Daerah Papua
Lapangan minyak klamono dan Klamunuk, Sulawati. Lapangan minyak Mogoi dan Wasian, Bintuni. Sekarang ini Negara kita penghasil minyak bumi terbesar kelima di dunia.

2.7       Dampak Dari Penggunaan Produk Minyak Bumi
            Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:
A.    DAMPAK TERHADAP CUACA DAN IKLIM
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
·         Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
·         Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
·         Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
·         Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
·         Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
·         Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton

B.     DAMPAK TERHADAP PERAIRAN
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut di sebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya di sebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.
C.     DAMPAK TERHADAP TANAH
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mini).
            Namun harus diingat, selain banyak dampak negatif, penggunaan minyak bumi juga dapat menimbulkan Dampak Positif yaitu sebagai bahan bakar, karena satu-satunya sumber energi yang sangat diperlukan dan dapat dieksplorasi secara besar-besaran adalah minyak bumi. Minyak bumi bisa diolah menjadi LPG dan LNG.




2.8       Cara Mengatasi Dampak Penggunaan Minyak Bumi
a)      Memproduksi Bensin Bebas Timbel
Penggantian Penggunaan TEL dalam pengangkatan bilangan oktan dengan MTBE (Methyl Tertiary-Butylrther). Namun menurut hasil penelitian terakhir MTBE ini bersifat karsinogenik maka diganti HOMC (High Octane Motorgass dalam proses ini), khususnya dinegara kita saat ini.

b)      Memproduksi Bioetanol sebagai pengganti Bensin
Dibuat dengan cara mengambil produk hidrokarbon dari tumbuhan(tebu), disebut Bioetanol murni. Baik Bioetanol murni atau dicampur dengan bensin (Gasohol) memiliki kemampuan yang setara dengan bensin / lebih baik karena tidak menciptakan CO2. Selain itu mengandung solar berbilangan oktan tinggi.

c)      Memproduksi Biodiesel sebagai pengganti Solar
Dibuat dengan cara mengambil produk hidrokarbon dari tumbuhan(tebu), disebut Biodiesel murni. Baik Biodiesel murni atau dicampur dengan solar memiliki kemampuan yang setara dengan solar / lebih baik karena tidak menciptakan CO2. Selain itu mengandung solar berbilangan setana tinggi. Adapun perbandingan antara Solar biasa dengan Biodiesel adalah bahwa sanya Biodiesel memiliki angka setana 64 sedang Solar (DEX daribiasa pertamina) berbilangan setana48.

d)     Membuat Kendaraan bahan Bakar ramah Lingkungan / MARLIT
Jenis transportasi ini (lebih akrab disebut”MARLIT”) sedang di kembangkan oleh negara kita saat ini / dalam hal ini oleh LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Dapat berjalan / hidup hanya dengan berdasarkan sel-sel fotofoltalik yang ada di sekitarnya, walau begitu masih menggunakan bahan bakar minyak dalam pengoperasiannya namun sangat minim.



BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Minyak bumi adalah suatu zat yang terjadi dalam bumi yang sebagian besar terdiri dari hidrokarbon padatan, cairan, dan gas. Minyak Bumi terbentuk dari sisa-sisa fosil hewan kecil (plankton) yang hidup dilaut jutaan tahun yang lalu. Kegiatan yang di lakukan untuk mengelola minyak bumi dari dasar laut menjadi bahan-bahan yang bermanfaat yaitu sebagai berikut:
EKSPLORASI à EKSPLOITASI à PEMISAHAN à PENGUBAHAN
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.      Hidrokarbon Jenuh (alkana)
2.      Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
3.      Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
4.      Hidrokarbon aromatik
Produk-produk yang dapat dihasilkan oleh minyak bumi yaitu:
1.      Produk Bahan Bakar
·         Liqueified Petroleum Gas (LPG)
·         Motor Gasoline 
·         Aviation Gasoline (Avigas)
2.      Produk non-bahan bakar
·         Minyak pelumas
·         Petroleum Waxes (lilin)
·         Petroleum Greases (Gemuk)
·         Aspal
3.      Produk petrokimia
Dari uraian di atas dapatlah kita tarik sebuah kesimpulan, bahwa penggunaan Minyak Bumi adalah suatu Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui, karena bahan tersebut setiap kali pakai sudah habis. Pengusahaan dan pemanfaatan minyak serta sumber daya energi lainnya secara tidak bertanggung jawab dan pembuangan limbah secara sembarangan , akan mengakibatkan pencemaran yang merupakan awal malapetaka yang dahsyat, berupa musnahnya semua bentuk kehidupan dari permukaan bumi.

3.2       Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya. Memanfaatkan dan mengoptimalkan penggunaan Sumber Daya alam yang ada di dalam Bumi untuk bisa di pergunakan secara berkesinambungan. Dari Pembelajaran diatas kita bisa menguraikan tentang zat-zat yang terdapat di dalam Minyak dan Gas Alam, beserta rantai pemecahannya. Semoga Masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan Sumber daya tersebut dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Justiana Sandri, Muchtaridi. 2009. Kimia 1 untuk SMA Kelas X. Edisi Pertama. Jakarta: Yudhistira.
Tiopan, Parning, Horale. 2007. Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Edisi Pertama. Jakarta: Yudhistira.
Sari, Ratna, Ika. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia. Jawa Tengah: CV. Media Karya Putra.
Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA. Jakarta: PT Erlangga.
www.google.com

0 komentar:

Posting Komentar