KERAJAAN HINDU – BUDHA DI INDONESIA
Standar Kompetensi : •
Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional,
kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan...
Standar Kompetensi : •
Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional,
kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan
sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar : • Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-Budha) di Indonesia Indikator : • Menganalisis munculnya negara-negara kerajaan Hindu-Budha di kepulauan Indonesia • Membandingkan struktur birokrasi politik, sosial, ekonomi antara kerajaan Hindu-Budha di berbagai daerah. • Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan Hindu - Budha ( ingin punya Kamus Bhs Sansekerta ? Silahkan download gratis di sini !! Semoga bermanfaat ) KERAJAAN KUTAI
– Letak : di daerah Muarakaman tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. –
Sumber sejarah : tujuh buah prasasti yang tertulis pada Yupa, Yupa
adalah tiang/tonggak kayu yang dipergunakan untuk menambatkan binatang
kurban. Prasasti ini ditulis dengan bahasa Sansekerta dan tulisan
Pallawa. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang pertama di
Indonesia dan mulai tumbuh sekitar tahun 400 M. agama Hindu yang tersiar
di Kalimantan (Kutai) adalah dari India Selatan dengan bukti : – Prasasti dengan tulisan Pallawa, hanya digunakan di India Selatan. – Adanya kata Waprakeswara (lapangan suci Dewa Shiwa) yaitu suatu tempat suci yang berhubungan dengan Trimurti. – Penggunaan nama berakhiran Warman adalah kebiasaan orang India Selatan. • Sehingga dari prasasti tersebut kita dapat menyimpulkan : –
Raja Kudungga memiliki seorang anak yang bernama Aswawarman. Asmawarman
mempunyai tiga anak dan salah satunya adalah Mulawarman. – Pendiri keluarga kerajaan/Wangsakarta : Aswawarman. – Agama yang dipeluk berasal dari India. – Agama yang dianut raja Mulawarman : agama Siwa. • Raja Kudungga menggunakan nama asli Indonesia, sedang keturunannya memakai nama Hindu
KERAJAAN TARUMANEGARA
– Letak : antara sungai Citarum-Cisadane (prasasti) sedangkan Purbacaraka berdasarkan prasasti tugu, terletak di daerah Bekasi. – Sumber sejarah : a. Prasasti • b. Berita Cina • Sumber Prasasti ada 7 buah prasasti yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Tujuh prasasti tersebut adalah : – Prasasti Ciaruteun, pada prasasti ini didapatkan sepasang telapak kaki raja Purnawarman. –
Prasasti Kebon Kopi, pada prasasti ini ditemukan pahatan gambar tapak
kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata. – Prasasti Jambu, prasasti ini menerangkan bahwa raja Purnawarman itu gagah, pemimpin yang termashur. – Prasasti Tugu, prasasti ini menerangkan tentang penggalian saluran Gomati dan sungai Candrabaga. – Prasasti Pasir Awi, prasasti ini ditemukan di daerah Bogor. – Prasasti Muara Cianten, ditemukan di daerah Bogor. – Prasasti Lebak, menerangkan tentang keperwiraan, keagungan dan keberanian Purnawarman. • Sumber berita Cina –
Tulisan Fa Hien, seorang musafir Cina menulis bahwa di Yepoti (Jawa
Dwipa) hanya sedikit orang yang beragama Budha, tetapi kaum Brahmana
lebih banyak. – Berita dari Dinasti Sui yang menyebutkan bahwa Tolomo (Taruma) mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 528 M, dan 535 M. – Berita dari Dinasti Tang, menyebutkan bahwa pada tahun 666 M utusan Tolomo datang ke China. • Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat •
Kerajaan Tarumanegara berkembang abad ke-5 M dengan raja yang sangat
terkenal yaitu Purnawarman, daerah kekuasaan meliputi Banten, Jakarta,
dan Bogor. Agama yang dipeluk adalah Hindu, sedang berdasarkan berita Fa
Hien, di Tolomo ada 3 agama yaitu Hindu, Budha dan kepercayaan
Animisme. Perkembangan kerajaan ini tidak dapat diketahui dengan jelas,
dimungkinkan pada abad ke-7 dihancurkan Sriwijaya. Hal ini dibuktikan
melalui : prasasti Kota Kapur (686 M) yang menyebut bahwa Sriwijaya
sedang berperang dengan Bumi Jawa (Tarumanegara) karena tidak mau tunduk
pada Sriwijaya dan sejak akhir abad ke-7 Cina tidak pernah menyebut
adanya pedagangan dengan Tarumanegara (To-Lo-Mo)
KERAJAAN HOLING
•
Mengenai letak kerajaan Holing hingga kini belum diketahui dengan pasti
hal ini disebabkan tidak diketemukannya catatan-catatan tertulis. •
Berdasarkan berita Cina (catatan I Tsing) disebutkan bahwa temannya yang
bernama Hui-Ning pada tahun 664/665 pergi ke Holing untuk mempelajari
agama Budha dengan seorang pendeta bernama Jnanabhadra. Juga disebutkan
bahwa kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja putri bernama Ratu
Sima. Pemerintahannya sangat keras tetapi adil dan bijaksana. Rakyat
tunduk dan taat terhadap perintah Ratu. Kehidupan masyarakatnya sangat
teratur, hubungan perdagangan sudah dilakukan dengan pasar sebagai
pusatnya.
KERAJAAN KANJURUHAN
Keterangan tentang kerajaan
tertua di Jawa Timur ini dapat diketahui dari prasasti Dinoyo yang
berangka tahun 760 M. Prasasti Dinoyo ditemukan di desa Dinoyo di
sebelah barat kota Malang. Prasasti Dinoyo berisi pendirian sebuah
bangunan suci untuk Dewa Agastya, didirikan oleh Raja Gajayana. Prasasti
Dinoyo ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan berbahasa Sansekerta.
Bangunan suci itu sekarang dikenal dengan Candi Badut
KERAJAAN MELAYU
Letak
: diperkirakan pusatnya di daerah ini di kanan kiri sungai Batanghari
ditemukan peninggalan-peninggalan beruba candi-candi. Arca dan
peninggalan-peninggalan lainnya. Seorang musyafir Cina I-Tsing namanya
menyebutkan di dalam bukunya bahwa pada bad ke-7 M, Melayu telah
dimasukkan ke dalam kekuasaan kerajaan Sriwijaya.
KERAJAAN SRIWIJAYA
Sumber sejarah : kerajaan Sriwijaya yang terletak di Sumatera keberadaannya dapat diperoleh dari bukti-bukti sebagai berikut :
Sumber dalam negeri • a). Prasasti Kedukan Bukit (683 M) Isi : Raja Sriwijaya Dapunta Hyang membawa tentara 20.000 orang berhasil menundukkan Minangatamwan (daerah Binaga yang terletak di Jambi). • b). Prasasti Talang Tuo (684 M) Isi : Pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang. • c). Karang Birahi (686 M) Menunjukkan penguasaan daerah pedalaman di Jambi. • d). Prasasti Kota Kapur (686 M) Isi : Usaha penaklukan bumi Jawa. Prasasti ini ditemukan di pulau Bangka. • e). Prasasti Telaga Batu Isi : Kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat pada raja dan melakukan kejahatan. Dari
prasasti itu diusulkan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya selalu
berpindah-pindah dari Minangatamwan ke Palembang selain prasasti
terdapat sumber sejarah berupa bangunan kelompok Candi Muara Takus
(Bangkinang, Riau)
Sumber asing • a). Berita Cina abad ke-5 menyebutkan bahwa negara Kan-To-Li (Sriwijaya) mengirim utusan ke Cina. •
b). Berita I-Tsing bahwa kerajaan Sriwijaya negerinya dikelilingi oleh
benteng abad ke-7 Sriwijaya merupakan pusat kegiatan ilmiah agama
Budha. • c). Berita India, berupa : – Prasasti Ligor (775 M) – Prasasti Nalanda (860 M) Dari
berita India ini dapat diperoleh keterangan bahwa kerajaan Sriwijaya
mencapai zaman keemasan saat diperintah oleh Balaputradewa seorang
keturunan Dinasti Syailendra, Jawa Tengah.
Kebesaran Kerjaan Sriwijaya didukung oleh faktor-faktor sbb : • Letaknya strategis • Runtuhnya kerajaan maritim Funan • Armada laut yang kuat • Menguasai daerah-daerah starategis (Selat Malaka, Sunda, Tanah Genting Kra) • Melimpahnya hasil bumi • Pusat pendidikan agama Budha di Asia Tenggara Struktur Birokrasi kerajaan Sriwijaya Wilayah
kekuasaan Sri Wijaya lebih banyak tertuju didaerah lautan maupun jalur
dan pusat perdagangan yang strategis. Kekuasaan tertinggi ditangan raja
bersifat langsung dalam pengawasan ditempat-tempat yang strategis.
Masa Keruntuhan Sriwijaya • Dari berita Cina, kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran mulai abad ke-10 sampai runtuhnya terjadi akhir abad ke-12. • Beberapa faktor penyebabnya adalah sebagai berikut : – Negara-negara taklukan melepaskan diri (Ligor, Tanah Genting Kra, Kelantan, Pahang, dll) – Mundurnya perekonomian perdagangan karena bandar-bandar penting melepaskan diri. – Di bidang militer serangan terhadap Sriwijaya terjadi dari : – Raja Dharmawangsa (992 M) – Kerajaan Colamandala (1017 M) – Raja Kertanegara (Ekspedisi Pamalayu 1275) – Kerajaan Majapahit
KERAJAAN MATARAM KUNO
Letak Kerajaan Mataram Kuno •
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah bagian selatan, daerah
intinya disebut Bhumi Mataram dengan ibu kota Medang Kamulan. – Sumber Sejarah • Prasasti Canggal (732 M) • Prasasti Kalasan (778 M) * • Prasati Kelurak (782 M) * • Prasasti Sri Kahulunan * • Prasasti Ratu Boko (856 M) * • Prasasti Nalanda (860 M) * • Prasasti Mantyasih (907 M) • Ket. * : Menerangkan keberadaan kekuasaan Dinasti Syailendra •
Disamping prasasti, Mataram kuno banyak meninggalkan bangunan-bangunan
candi baik yang bercorak Hindu (dari Dinasti Sanjaya) maupun yang
bercorak Budha (dinasti Syailendra).
Pemerintahan Mataram - Dinasti Sanjaya •
Dinasti Sanjaya berkuasa sekitar abad ke-7 dari prasasti Canggal
disebutkan adanya pendirian Lingga yang merupakan lambang Dewa Syiwa,
selain itu menyebutkan wilayah kekuasaan Sanjaya yaitu Medang ri poh
pitu. • Sedang pada Prasasti Mantyasih disebut nama-nama raja Dinasti Sanjaya yang berkuasa atas Mataram Kuno. • Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya • Sri Maharaja Rakai Panangkaran • Sri Maharaja Rakai Panunggalan • Sri Maharaja Rakai Warak Balitung • Sri Maharaja Rakai Garung • Sri Maharaja Rakai Pikatan • Sri Maharaja Rakai Kayuwangi • Sri Maharaja Rakai Watuhumalang • Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah • Pada
akhir abad 8 kekuasaan Dinasti Sanjaya terdesak oleh Dinasti Syailendra
seperti disebutkan prasasti Kalasan (778 M) bahwa Raja Panangkaran
membuat candi Budha, padahal dinasti Sanjaya memeluk agama Hindu.
- Dinasti Syailendra • Bhanu (752 – 775) • Wisnu (775 – 782) • Indra (782 – 812) • Samaratungga (812 – 833) • Pramodhawardhani (833 – 856) •
Pernikahan Pramodhawardhani dengan Pikatan (Dinasti Sanjaya menyebabkan
dinasti Sanjaya mulai kokoh kembali bahkan Mataram dapat dipersatukan.
Pada tahun 924 Raja Wawa memerintah dibantu Mpu Sindok sebagai
Mahamantri dan memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur.
Sistem Birokrasi •
Wilayah dibagi : wilayah pusat (merupakan daerah pusat kerajaan,
istana raja, tempat para pejabat tinggi kerajaan dan wilayah watak
daerah-daerah dikuasai oleh para Rakai atau Pamgat juga sebagai pejabat
tinggi kerajaan)
KERAJAAN MEDANG
• Kerajaan Medang
dirintis oleh Mpu Sindok pendiri wangsa Isyana di Jawa Timur. Sindok
adalah menantu Wawa, telah berhasil memindahkan pusat pemerintahan dari
Jawa Tengah ke Jawa Timur. Dia bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri
Isyana Wikramadharmo Tunggadewa. Mpu Sindok digantikan putrinya yang
bernama Sri Isyanatunggawijaya. Dia kawin dengan Lokapala punya anak
bernama Makutawangsawardhana. Dia diganti putranya, Dharmawangsa dengan
gelar Sri Dharmawangsa Teguh Ananta Wikramatunggadewa. • Pada tahun
1016 M, terjadi peristiwa Pralaya, karena mendapat serangan dari
kerajaan Wura-wuri. Kerajaan dibumihanguskan dan hanya Airlangga (putra
Mahendratta) yang berhasil lolos disertai oleh Narottama, pada tahun
1919 M, Airlangga Ananta Wikramatungga-dewa, masa pemerintahannya
kerajaan mencapai kejayaan. Sebagai bukti berhasil merebut kembali
daerah-daerah yang pernah lepas dan menyatukan kembali kerajaan.
Narottama diberi jabatan Rakrayan Kanuruhan. • Bidang perekonomian
dan budaya juga mengalami kemajuan. Antara lain dibuat bendungan
Waringin Sapto utnuk pertanian. Pada tahun 1035 ditulis kitab
Arjunawiwaha oleh Mpu Kanwa. Kitab ini menggambarkan kehidupan Airlangga
dan dirinya sebagai titisan Dewa Wisnu. Perwujudannya dapat dilihat
Arca Wisnu naik Garuda di Candi Belahan. Sepeninggal Airlangga wilayah
dibagi dua yaitu kerajaan Kediri dan Jenggala.
KERAJAAN KEDIRI
- Sumber Sejarah – Prasasti Sirah Keting (1140 M) tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Jayawarsa. – Prasasti yang ditemukan di Tulung Agung Kertosono, berisi masalah keagamaan (Raja Bameswara 117 – 1130 M) – Prasasti Ngantang (1135 M) tentang Raja Jayabaya memberi hadiah rakyat desa Ngantang sebidang tanah bebas pajak. – Prasasti Jaring (1181 M) tentang Raja Gandra yang memuat sejumlah nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Janata. – Prasasti Kamulan (1194 M) tentang raja Kertajaya yang menyatakan bahwa Kediri berhasil mengalahkan musuh di Katang-katang. –
Buku Cina yang berjudul Chu Fan Chai karangan Chu Ju Kua (1220 M) yang
mengambil cerita dari buku Ling Wai Taita (1778 M) karangan Chu Ik Fei
tentang kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan 13 M.
- Aspek Kehidupan politik •
Pada abad ke-10 pusat pemerintahan di Jawa Tengah dipindahkan ke Jawa
Timur karena ada suatu hal, pada awalnya wilayah kekuasaan kerajaan
Kediri meliputi daerah Kediri, Madiun, dan daerah bagian barat kerjaan
Medang Kamulan. • Raja-raja yang pernah memerintah : – Raja Jayawarsa (1140 M) – Raja Baweswara (117 – 1130 M) – Raja Jayabaya (1135 – 1157 M) – Raja Sarweswara dan Raja Aryeswara (tidak diketahui) – Raja Gandra (1181 M) – Raja Kertajaya (1190 – 1222 M)
- Kehidupan Sosial •
Pada amasa Raja Jayabaya terdapat usaha utnuk memberikan perlindungan
terhadap para ahli sastra seperti penyair dan pengarang sehingga mereka
bisa mengembangkan kreatifitasnya. Hal ini dibuktikan dengan munculnya
kitab Lubdhaka yang memberikan pelajaran moral tentang tinggi rendahnya
martabat seseorang tidak ditentukan berdasarkan asal dan kedudukan,
melainkan berdasarkan tingkah lakunya.
- Kehidupan Ekonomi •
Kehidupan perekonomian rakyat Kediri menurut catatan para pedagang Cina
yang dikumpulkan jadi kronik-kronik kerajaan yang disebutkan bahwa : – Kediri banyak menghasilkan beras. – Barang dagangan yang laku di pasaran pada masa itu adalah emas, perak, gading, kayu cendana, dsb. – Letak kerajaan Kediri sangat strategis dalam pelayaran perdagangan antara Indonesia Timur dengan Indonesia Barat.
- Kehidupan Budaya •
Abad ke-12 M memiliki arti sangat penting dalam masa selanjutnya.
Kerajaan Kediri banyak meninggalkan pelajaran untuk mengembangkan
kerajaan diantaranya ; – Suatu negara bisa maju jika kondisi ekonomi stabil. – Keadaan politik harus stabil agar kekuatan bangsa tidak kurang. – Kehidupan kebudayaan harus diperluas, untuk menambah kejayaan bangsa. • Hasil karya sastra : • Krisnayana, dari jaman pemerintahan Raja Jayawarsa • Bharatayuda, karangan Empu Sedah dan Empu Panuluh • Arjuna Wiwaha karangan Empu Kanwa • Hariwangsa karangan Empu Pamuluh • Bhamakarya pengarangnya tidak jelas
KERAJAAN SINGASARI
- Sumber Sejarah • Kitab Pararaton, tentang raja-raja Singasari • Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan erat dengan raja-raja Singasari. • Berita asing (Cina) tentang Kaisar Khubilai Khan (Cina) mengirim pasukannya untuk menyerang Singasari. •
Peninggalan-peninggalan berupa bangunan candi yang dijadikan makam dari
Raja Singasari seperti Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singasari, dsb.
- Aspek Kehidupan Politik •
Sebagai kerajaan Hindu pada waktu itu kerajaan Singasari pernah
mencapai kejayaan dan merupakan cikal bakal kerjaan Majapahit.
Berikut raja-raja yang pernah memerintah di Singasari. - Ken Arok •
Pertemputan di dekat Ganter tahun 1222 M, membawa nama Ken Arok semakin
baik. Dan akhirnya Ken Arok memutuskan untuk membentuk dinasti baru
yaitu dinasti Rajasa dan membangun kerajaan baru yaitu Singasari. - Anusapati •
Setelah Ken Arok dibunuh Anusapati, tahta kerajaan Singasari dipegang
Anusapati (1227 – 1248 M). Walaupun pemerintahannya berlangsung lama
tapi ternyata kematian Ken Arok pun pada akhirnya tercium oleh Tohjaya
yang akhirnya dengan keris yang sama dia dibunuh Anusapati. - Tohjaya •
Pemerintahan Tohjaya berlangsung singkat (1248 M) karena kematian
Anusapati akhirnya diketahui oleh Raggawuni (putra Anusapati) dan dia
menuntut hak atas tahta Singasari. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan
Lembu Ampel akhirnya Ranggawuni berhasil merebut tahta kerjaan dengan
gelar Wisnuwardhana. - Wisnuwardhana • Dengan dibantu Mahesa
Cempaka yang bergelar Narasinghamurti Wisnuwardhana memerintah Singasari
dari tahun 1248 – 1268 M. pada tahun 1254 M Wisnuwardhana mengangkat
putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuvaraja (raja muda) dan
Wisnuwardhana merupakan satu-satunya yang tidak terbunuh. - Kertanegara •
Raja Kertanegara (1268 – 1292 M) merupakan raja terakhir di Singasari
dan dia berhasil melangkah ke luar wilayah Jawa Timur untuk mewujudkan
cita-cita persatuan Nusantara dibawah panji kerajaan Singasari. Dan
berikut adalah usaha Kertanegara guna mencapai tujuan politiknya : – Politik Dalam Negeri –
Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata
digantikan oleh Aragani. Raganata diangkat menjadi Adhyaksa di Tumapel.
juga Banyak Wide yang berasal dari rakyat biasa diangkat menjadi Bupati
Sumenep (Madura) – Berbudi baik pada lawan politiknya dengan
mengangkat putra Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja
menjadi menantunya dan Raden Wijaya (cucu Mahesa Cempaka) sebagai
menantunya. – Memperkuat angkatan perang – Politik Luar Negeri • Untuk mencapai cita-cita politiknya itu, Raja Kertanegara menempuh cara : –
Melaksanakan ekspedisi Pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai
Kerajaan Melayu serta melemahkan posisi kerajaan Sriwijaya di Selat
Malaka. – Menguasai Bali (1289 M) – Menguasai Pahang (Malaya) dan Tanjung pura (Kalimantan)
KERAJAAN BALI
- Sumber Sejarah – Prasasti Sanur (839 C/917 M) tentang adanya kekuasaan raja-raja dari Wangsa / Dinasti Warmadewa. –
Prasasti Calcuta, India (1042 M) tentang asal-usul Airlangga yaitu dari
keturunan raja-raja Bali (dinasti Warmadewa). Raja Airlangga terlahir
dari raja dayana (Bali) dengan Mahenradrata (putri kerjaan Medang
Kamulan adik raja Dharmawangsa).
- Aspek Kehidupan Politik • Mengingat sumber bukti dari Kerajaan Bali tidak lengkap, maka sistem dan bentuk pemerintahannya tidak jelas. • Raja-raja Bali yang pernah berkuasa : – Raja Sri Kesari Warmadewa (835 C / 913 M) adalah raja pertama dan pendiri dinasti Warmadewa. –
Raja Ugrasena (915 – 942 M) meninggalkan beberapa prasasti tentang
pembebasan pajak terhadap daerah tertentu serta pembangunan tempat suci. – Raja Tabanendra Warmadewa (tidak diketahui tahunya). – Raja Jaya Sadhu Warmadewa (tidak diketahui tahunnya). – Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi (983 M), diperkirakan bahwa dia adalah putri dari Mpu Sindok (Dinasti Isyana) –
Dharma Udayana Warmadewa (989 – 1022 M) pada masa ini penulisan
prasasti-prasasti sudah dimulai dengan menggunakan huruf dan bahasa Jawa
Kuno. – Raja Marakarta (1025 M) memerintah tidak lama karena meninggal duni dan sistem pemerintahannya tidak diketahui secara jelas. – Raja Anak Wungsu (1049 – 107 M) Raja Bali yang berhasil memepersatukan seluruh Bali. – Raja yang sakti (tidak diketahui secara jelas) – Raja Bedahulu (1343 M), raja terakhir Bali Kuno. •
Ketika dilancarkan ekspedisi Majapahit dibawah pimpinan Gajah Mada di
Bali, kerjaan Bali tidak bisa bertahan dan akhirnya menjadi bagian
kekuasaan Majapahit.
- Struktur Birokrasi Kerajaan Bali •
Disebutkan dalam prasasti bertahun antara 882 M- 934 M : Raja dalam
menjalankan pemerintahanya dibantu oleh badan penasehat raja dan
badan-badan lain seperti Panglapuan, Somanhanda Senapati di Pangluapan. • Pejabat dari pusat sampai daerah-daerah diangkat dan diberhentikan oleh raja serta tunduk terhadap perintahnya.
KERAJAAN PAJAJARAN
- Sumber Sejarah –
Prasasti Rakryan Juru Pangambat (923 M) ditemukan di Bogor memuat
mengenai pengembalian kekuasaan Raja Pajajaran (kemungkinan kerajaan
Pajajaran pernah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan di Jawa Timur atau
Sriwijaya) – Prasasti Horren (dari Majapahit) tentang penduduk dari
kampung ;Horren sering tidak merasa aman, karena adanya gangguan musuh
dari arah barat (kemungkinan kerajaan Pajajaran) – Prasasti Citasih
(1030 M) dibuat atas perintah Raja Jayabhupati untuk memperingati
bangunan Sang Hyang Tapak sebagai tanda terima kasih raja terhadap
pasukan Pajajaran, berhasil memenangkan perang melawan pasukan dari
Swarnabumi. – Prasasti Astanagede (di Kawali – Ciamis) tentang perpindahan pusat pemerintahan dari Pakwan (Pakuan) Pajajaran ke Kawali. –
Kitab Carita Kidung Sundayana menceritakan kekalahan pasukan Pajajaran
dalam pertempuran di Bubat (Majapahit) dan tewasnya Raja Sri Buduga
beserta putrinya. – Kitab Carita Parahyangan menceritakan mengenai pengganti Raja Sri Baduga setelah perang Bubat bernama Hyang Wuni Sola. Aspek Kehidupan Politik • Raja-raja yang pernah berkuasa : – Maharaja Jayabhupati – Rahyang Niskala Wastu Kencana – Rahyang Dewa Nishala – Sri Baduga Maharaja (1357 M) – Hyang Wuni Sola – Ratu Samian / Prusu Surawisesa – Prabu Ratu Dewata Struktur Birokrasi •
Kekuasaan tertinggi ditangan raja dalam menjalankan tugas dibantu oleh
Mangkubumi, di daerah-daerah dikuasai oleh Syah Bandar yang mewakili
raja didaerahnya masing-masing. Untuk persiapan penggantian raja
diangkat seorang putra Mahkota.
Kehidupan Sosial • Kehidupan masyarakat Pajajaran digolongkan menjadi : – Golongan seniman – Golongan petani – Golongan pedagang – Golongan yang dianggap jahat, yaitu tukang copet, tukang tampus, begal, maling, dsb. Kehidupan ekonomi – Perdagangan laut – Perdagangan darat Kehidupan kebudayaan • Pengaruh agama Hindu rakyat Sunda Jawa Barat dapat diketahui dari : – Arca-arca Wisnu di daerah Ci Buaya dan arca-arca Rajarsi. – Kitab carita Parahyangan dan kitab Sanghyang Siksakandra. – Cerita-cerita dalam sastra Sunda Kuno bercorak Hindu.
KERAJAAN MAJAPAHIT
Sumber Sejarah –
Prasasti Butak (1294 M) dikeluarkan R. Wijaya setelah ia naik tahta
yang memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan Raden
Wijaya untuk mendirikan kerajaan. – Kidung Harsawijaya dan Kidung
Panji Wijayakrema menceritakan R. Wijaya ketika menghadapi musuh dari
kediri dan tahun awal perkembangan Majapahit. – Kitab Pararaton menceritakan tentang pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit. • Kitab Negarakertagama menceritakan tentang perjalanan raja Hayam Wuruk ke Jawa Timur
- Aspek Kehidupan Politik •
Kekuasaan kerjaan majapahit merupakan suatu massa yang paling
mengesankan dalam sejarah Indonesia, karena pada masa ini Indonesia
terdapat suatu kerajaan besar yang disegani oleh banyak negara asing dan
membawa keharuman nama Indonesia sampai jauh keluar wilayah negara
Indonesia.
– Struktur Birokrasi • Sifat kekuasaan kerajaan
teritorial dan desentralisasi. Raja memegang kekusaan tertinggi (sebagai
penjelmaan dewa) dalam menjalankan tugas dibantu oleh beberapa pejabat
kerajaan antara lain dewan pertimbangan kerajaan, Mangkubumi dan pejabat
dibidang keagamaan • Perjuangan Raden Wijaya • Sejak serangan
Jayakatwang atas Singasari Raden Wijaya berhasil melarikan diri ke Arya
Wiraraja di Madura. Atas jasa Wiraraja, Wijaya diterima kembali oleh
Jayakatwang serta akhirnya diberi tanah Tarik. • Serangan Khubilai
Khan ke Jawa dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengatur siasat menyerang
Kediri. Setelah Kediri jatuh (Jayakatwang dan putranya dibawah Raden
Wijaya berbalik menyerang Tartar. Dia memerintah dan mendirikan Kerajaan
Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dan dengan
diperistrinya putri Kertanegara maka dia telah mempersatukan keluarga
besar Ken Arok. • Pada tahun 1309 M, Kertarejasa digantikan Kalagemet
hingga 1328 M., masa pemerintahan Sri Jaya Negara (Kalagemet) diwarnai
pemberontakan-pemberontakan : – Ronggolawe - Nambi – Lembu Sora - Kuti •
Saat pemberontakan Kuti itulah muncul peranan Gajah Mada tahun 1328 M.
Jayanegara di bawah Banyu Tanca yang berhasil dibalas juga oleh Gajah
Mada. Pengganti Jayanegara adalah Tribuana Tunggadewi (putri Gayatri
1328 – 1350 M) yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Saat itulah gajah
Mada diangkat Patih Mangkubumi Majapahit dan mengucapkan Sumpah “Tan
Amukti Palapa”. Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk yang naik tahta pada usia 16 tahun, dengan
gelar, Rajasanegara. Politik dalam negeri ditempuh dengan memusatkan
kegiatan politik dan stabilitas di Majapahit, sedangkan politik luar
negerinya adalah persatuan wilayah Nusantara. Melanjutkan usaha
Kertanegara berhasil menggalang kerjasama dengan negara tetangga
(Mitreka Strategi) Birma, Ligor, Anam, Campa, Kamboja, dan Srilangka. – Struktur Birokrasi •
Sifat kekuasaan kerajaan teritorial dan desentralisasi. Raja memegang
kekusaan tertinggi (sebagai penjelmaan dewa) dalam menjalankan tugas
dibantu oleh beberapa pejabat kerajaan antara lain dewan pertimbangan
kerajaan, Mangkubumi dan pejabat dibidang keagamaan
Perjuangan Raden Wijaya •
Sejak serangan Jayakatwang atas Singasari Raden Wijaya berhasil
melarikan diri ke Arya Wiraraja di Madura. Atas jasa Wiraraja, Wijaya
diterima kembali oleh Jayakatwang serta akhirnya diberi tanah Tarik. •
Serangan Khubilai Khan ke Jawa dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengatur
siasat menyerang Kediri. Setelah Kediri jatuh (Jayakatwang dan putranya
dibawah Raden Wijaya berbalik menyerang Tartar. Dia memerintah dan
mendirikan Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dan
dengan diperistrinya putri Kertanegara maka dia telah mempersatukan
keluarga besar Ken Arok. • Pada tahun 1309 M, Kertarejasa digantikan
Kalagemet hingga 1328 M., masa pemerintahan Sri Jaya Negara (Kalagemet)
diwarnai pemberontakan-pemberontakan : – Ronggolawe - Nambi – Lembu Sora - Kuti •
Saat pemberontakan Kuti itulah muncul peranan Gajah Mada tahun 1328 M.
Jayanegara di bawah Banyu Tanca yang berhasil dibalas juga oleh Gajah
Mada. Pengganti Jayanegara adalah Tribuana Tunggadewi (putri Gayatri
1328 – 1350 M) yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Saat itulah gajah
Mada diangkat Patih Mangkubumi Majapahit dan mengucapkan Sumpah “Tan
Amukti Palapa”. Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk yang naik tahta pada usia 16 tahun, dengan
gelar, Rajasanegara. Politik dalam negeri ditempuh dengan memusatkan
kegiatan politik dan stabilitas di Majapahit, sedangkan politik luar
negerinya adalah persatuan wilayah Nusantara. Melanjutkan usaha
Kertanegara berhasil menggalang kerjasama dengan negara tetangga
(Mitreka Strategi) Birma, Ligor, Anam, Campa, Kamboja, dan Srilangka.
Kehidupan Ekonomi • Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting : – Sebagai kerajaan produsen – Sebagai kerajaan perantara • Dengan demikian, hubungan kerajaan Majapahit dengan negara tetangga telah membawa keuntungan besar bagi kerajaan Majapahit.
Kehidupan Budaya Candi : • - Candi Penataran • - Candi Egalwangi dan Surawana (Pare, Kediri) • - Candi Suwentar (Blitar) • - Candi Sumberjati (Blitar) • - Canti Tikus (Trowulan) Sastra - Sastra zaman Majapahit awal, diantaranya : – Kitab Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca – Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular – Kitab Arjunawiwaha karangan Mpu Tantular – Kitab Kunjarakarna tidak diketahui pengarangnya – Kitab Parthayajna, tidak diketahui pengarangnya - Sastra zaman Majapahit akhir : – Kitab Pararaton mengenai riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit – Kitab Sudayana mengenai peristiwa bubat – Kitab Solandaka mengenai pemberontakan Semi – Kitab Ranggalawe mengenai pemberontakan Ranggalawe – Panji Wijaya Krama mengurangi riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja. –
Kitab Usana Jawa, tentang penaklukan P. Bali oleh Gajah Mada dan Arya
Damar, pemindahan Keraton Majapahit ke Gelgel dan penumpasan Raja yang
bernama Maya Denawa. – Kitab Usana Bali, tentang kekacauan di Pulau Bali akibat keganasan Maya Denawa yang akhirnya dibunuh oleh dewa-dewa.
RUNTUHNYA TRADISI HINDU - BUDHA DI INDONESIA
• Faktor-faktor yang mempengaruhi runtuhnya Hindu Budha • Pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Hindu-Budha sangat besar pengaruhnya terhadap aspek kehidupan masyarakat. •
Tradisi Hindu Budha ikut berkembang juga dimasyarakat, tetapi akhirnya
kerajaan-kerjaan Hindu Budha tersebut mengalami kemunduran bahkan
kehancuran. Seiring dengan runtuhnya kerajaan Hindu Budha tersebut maka
tradisi Hindu Budha juga mengalami kemunduran. • Hal-hal yang menyebabkan keruntuhan kerajaan Hindu Budha. • masuknya agama islam yang mudah dipelajari dan diterima oleh masyarakat • munculnya kekuasaan (kerajaan baru yang beragama Islam) • kepemimpinan di kerajaan Hindu-Budha yang mulai melemah • banyaknya kerajaan-kerajaan /adipati yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat (pengaruh Islam) terutama daerah pesisir • perang saudara karena perebutan tahta • lemahnya perekonomian/ perdagangan militer kerajaan-kerajaan Hindu Budha.